EKBIS.CO, JAKARTA -- Sektor pertanian sebagai salah satu penopang utama kebutuhan pangan dan perekonomian memiliki peranan penting dalam menjaga kestabilan nasional di tengah revolusi industri 4.0. Apalagi, saat ini Indonesia memiliki jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 265 juta jiwa.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, untuk menghadapi tantangan tersebut pihaknya sudah memetakan tantangan dan potensi di sektor pertanian secara nasional hingga 2024.
"Sebab, jumlah penduduk pada 2025 mendatang diperkirakan meningkat hingga 275 juta jiwa. Kami yakin, dengan perkiraan demografi ini akan menambah keuntungan dan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia," kata Boga dalam seminar dan forum CEO Outlook 2019 : Agrobisnis 4.0 bertema Momentum Kebangkitan Agro Industri Untuk Kemandirian Pangan Indonesia Dan Pasar Global, Kamis (13/12).
Menurut Boga, Kementerian Pertanian melalui berbagai perangkatnya sudah menyiapkan langkah strategia dalam mendukung revolusi tersebut. Pasalnya, lanjut Boga, tantangan kedepan yang akan dihadapi adalah meningkatnya permintaan produk berstandar.
"Misalnya peningkatan makanan siap saji menjadi 18 persen dari total pengeluaran konsumen terhadap makanan yang sebelumnya hanya 14 persen. Peningkatan ini cendrung pada pembelian produk dan jasa disamping kita harus memperhatikan perubahan iklim dan hemat air," ujarnya.
Kebijakan Umum Dan Strategi Di Sektor Pertanian
Boga menjelaskan, kebijakan yang sudah berjalan antara lain perkuatan aspek pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Kemudian pengembangan bibit dan sarana prasarana berbasis inovasi teknologi, serta penguatan kelembagaan petani.
Kementan, kata Boga, melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) saat ini juga sedang memfokuskan diri pada kebijakan strategis seperti peningkatan produksi dan kualitas produk pertanian.
"Kami dorong industri pengolahan hasil pertanian, petani go-digital, serta penguatan kelembagaan petani berbasis korporasi dan kawasaan. Semua ini tentu dibarengi dengan penguatan teknologi di sektor pertanian," katanya.
Meski demikian, tantangan dalam mengahadapi revolusi ini bukan tanpa hambatan. Sebelumnya berbagai permasalahan erat kaitannya dengan petani Indonesia. Persoalan itu mulai dari skala usaha petani yang kecil, posisi tawar lemah, berkutat hanya di on farm, hingga peningkatan kesejahteraan yang lamban.
"Namun perlahan tapi pasti, Kementan di bawah kepemimpinan Pak Andi Amran Sulaiman mulai mengurai benang kusut permasalahan yang melekat pada petani. Caranya ialah dengan fokus pada tujuan peningkatan kesejahteraan petani," kata dia.
Boga menambahkan, deretan kebijakan dan kemudahan layanan ini masih akan ditambah dengan program canggih, yakni mengkorporasikan petani melalui peningkatan skala usaha tani, daya saing dan industrialisasi dari hulu hingga hilir.
"Petani itu merupakan pelaku langsung yang perlu dikuatkan. Oleh karenanya kami terus melakukan percepatan industrialisasi petani. Misalnya skala usaha dan daya saing produkmya harus meningkat. Ekonomi petani dan kapasitas SDM juga meningkat. Begitu juga dengan kerjasama pemasaran, pembiayaan usaha tani, digitalisasi pertanian dan pengembangan pertanian bebasis kawasan cluster," pungkasnya.
Sekedar diketahui, Megiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia ini dibuka langsung oleh Ketua Umum HKTI Jendral TNI Purn. Moeldoko. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Mantan Ketua Satgas Pangan Irjen Polisi Setyo Wasisto, Kalangan Swasta yang membidangi sektor pertanian, hingga Perbankkan yang fokus dalam pembiayaan pertanian.