EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) menargetkan peningkatan pembiayaan usaha mikro hingga sebesar Rp 4,49 triliun pada tahun 2019. Per September 2018, persentase pembiayaan kepada UMKM terhadap total pembiayaan sebesar 20,79 persen.
Sementara persentase pembiayaan kepada usaha mikro kecil (UMK) terhadap total pembiayaan yakni sebesar 15,45 persen. Persentase jumlah nasabah UMKM terhadap total nasabah yakni 19,11 persen dan persentase jumlah nasabah UMK terhadap total nasabah yakni 18,78 persen.
Sekretaris perusahaan Mandiri Syariah, Achmad Reza mengatakan per akhir November 2018 pembiayaan usaha mikro Mandiri Syariah mencapai outstanding (OS) Rp 4,33 triliun dengan NPF sebesar 2,95 persen. Untuk tahun depan, Mandiri Syariah masih membahas kemungkinan pengajuan sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) pemerintah.
"Target OS pembiayaan 2019 adalah sebesar Rp 4,49 triliun, fokus tahun depan tetap di usaha produktif," kata dia pada Republika,co.id, Senin (31/12).
Untuk pembiayaan, Mandiri Syariah fokus pada sektor retail yang mengalami kenaikan 15,43 persen per September 2018 menjadi Rp 38,13 triliun dari Rp 33,03 triliun. Sementara sektor Wholesale naik 6,50 persen menjadi Rp 27,10 triliun dari Rp 25,45 triliun.
Sementara untuk NPF sektor wholesale membaik di angka enam persen dari sebelumnya tujuh persen YOY. Di segmen utama yang menjadi fokus Mandiri Syariah yakni retail, NPF tercatat 1,8 persen. NPF gross total turun menjadi 3,65 persen dari 4,69 persen per September 2018.
Sementara, Bank BNI Syariah masih dalam proses menunggu persetujuan sebagai penyalur KUR pemerintah. Sekretaris Perusahaan BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari mengatakan OS pembiayaan saat ini adalah Rp 1,1 triliun dengan NPF sekitar lima persen.
"Saat ini masih proses persetujuan untuk penyaluran KUR," kata dia.
Per kuartal III, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 26,9 Triliun atau naik 19,3 persen yoy. Kontribusi pembiayaan terbesar pada segmen Konsumer sebesar Rp13,6 Triliun (50,8 persen) diikuti oleh segmen Komersial sebesar Rp 6,1 Triliun (22,5 persen), segmen Kecil dan Menengah Rp 5,8 Triliun (21,5 persen), segmen Mikro Rp 1,0 Triliun (3,8 persen) dan Hasanah Card Rp 394 Miliar (1,5 persen).