Jumat 04 Jan 2019 16:57 WIB

Pasar Fashion Muslim Tanah Air Harus Tingkatkan Kualitas

Fashion Muslim tanah air pun belum fokus untuk meningkatkan branding.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Lomba fashion busana Muslim anak dalam acara Lombok Umrah dan Haji Expo 2018 di Islamic Center NTB, Senin (21/5).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Lomba fashion busana Muslim anak dalam acara Lombok Umrah dan Haji Expo 2018 di Islamic Center NTB, Senin (21/5).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Desainer sekaligus pendiri Islamic Fashion Institute, Deden Siswanto menilai Indonesia harus meningkatkan kualitas fashion Muslimnya agar bisa bersaing di ranah global. Selain itu, pelaku harus paham tentang produknya sendiri dan pasar yang ingin dituju.

Deden mengaku tidak terlalu fokus pada nilai ekspor dan impor fashion Muslim. Hal ini karena lini bisnis fashion Indonesia sangat beragam. Dari segi manufakturnya tidak banyak brand Indonesia yang dikenal.

"Kebanyakan brand kan membuatnya saja, pabriknya di Indonesia, brand-nya luar," kata dia pada Republika.co.id, Jumat (4/1).

Ia menilai fashion Muslim tanah air pun belum fokus untuk meningkatkan branding. Sebagian besar hanya berfokus pada faktor produksi saja tanpa pengemasan yang apik. 

Deden mengatakan banyak baju-baju gamis yang dijual dengan harga murah tanpa serius menggarapnya. Hal ini, memang tergantung fokus bisnisnya, apakah hanya sebatas ingin menjual saja atau membangun branding karya dan berdaya saing.

Menurutnya, siapa pun bisa menjadi pengusaha fashion tergantung bagaimana komitmen dan tujuannya. Ia mengapresiasi mulai banyaknya peminat bisnis fashion muslim karena ranah ini memang menjanjikan banyak peluang.

Indonesia bukan negara Islam namun dengan mayoritas penduduk Muslim. Tidak ada tekanan dari pemerintah untuk mengenakan kostum tertentu sehingga pengusaha bebas berkreativitas. Adat dan budaya pun bermacam-macam sehingga kaya akan peluang inovasi.

"Kita bisa beragam, tidak seragam, dan ini peluang besar sekali," kata dia.

Jika membidik pasar ekspor, Deden menyarankan agar tahu dulu karakteristik target yang dituju. Produk untuk Timur Tengah tentu akan berbeda dengan wilayah lain. Sehingga harus diperhatikan kecenderungan seleranya.

Deden menyarankan agar para pelaku usaha mulai serius garap peningkatan kualitas produk. Tidak hanya sebatas produk untuk penjualan tapi juga memandangnya sebagai karya yang berharga. Selain itu juga mengubah cara pandang dan pola pikir dalam berbisnis fashion Muslim.

"Misal sudut pandang itu, orientasinya meningkatkan pendidikan, pengetahuannya, edukasi bisnisnya, bagaimana berbisnis yang sehat, tidak plagiat, ada nilai-nilai moralnya juga," kata dia.

 

Baca juga, Kategorisasi, Tantangan Kembangkan Industri Fashion Muslim

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement