EKBIS.CO, Oleh Endro Yuwanto
Banyak perusahaan atau instansi di Indonesia yang berharap menjadi perusahaan kelas dunia atau sejajar dengan perusahaan multinasional. Namun, menjadi perusahaan kelas dunia tak seperti membalikkan telapak tangan. Persaingan untuk menuju ke sana jelas amat ketat.
Salah satu perusahaan yang berupaya menjadi perusahaan kelas dunia adalah PT Len Industri (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggung jawab mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana. Len Industri kini berada di jalur jelas untuk menjadi perusahaan yang diperhitungkan di dunia. Bahkan, Len Industri telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai perusahaan eletronika terkemuka dalam hal persinyalan.
Yang terbaru, Len Electronic Interlocking yang merupakan produk andalan PT Len Industri di bidang persinyalan kereta api meraih penghargaan ASEAN Outstanding Engineering Award 2018 Kategori Proyek pada ajang Conference of the ASEAN Federation of Engineering Organisations (CAFEO) ke-36 yang diselenggarakan di Resorts World Sentosa, Singapura, pada 12-14 November 2018.
Penghargaan diserahkan kepada Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin dan disaksikan oleh Menteri Negara, Nasional Development, dan Ketenagakerjaan Singapura Zaqy Mohamad, dan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya, Rabu, 14 November 2018 lalu. Penghargaan ASEAN Outstanding Engineering Award merupakan sebuah pengakuan prestasi rekayasa yang luar biasa kepada organisasi atau individu yang bertanggung jawab untuk proyek rekayasa di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
“Semoga produk kami dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemajuan sarana transportasi di Indonesia, bahkan di level internasional. Terima kasih kepada PII (Persatuan Insinyur Indonesia) yang selalu mendukung. Kami mendapatkan penghargaan ini setelah Len Electronic Interlocking masuk dalam Buku 100 Karya Keinsinyuran Indonesia 2007-2017 yang diterbitkan PII. Di ajang CAFEO ini juga, 20 personel PT Len Industri dan PT Len Railway Systems menerima sertifikasi ASEAN Engineer Register (AER),” ujar Zakky Gamal Yasin dalam siaran persnya, awal tahun ini.
Implementasi pertama Len Electronic Interlocking dilakukan di Stasiun Slawi, Tegal, Jawa Tengah, pada tahun 2004. Selanjutnya PT Len Industri berhasil menerapkan Len Electronic Interlocking di Jalur Utara Pulau Jawa, Cirebon-Surabaya, sepanjang 433 kilometer melintasi lebih dari 54 stasiun dengan sistem telekomunikasi fiber optic.
Peresmian di Slawi tersebut menjadi tonggak sejarah dimulainya perkembangan produk persinyalan kereta api dalam negeri yang diharapkan bisa mengurangi ketergantungan kepada asing dalam pembangunan sistem persinyalan kereta api Indonesia. Baik dalam bidang kompetensi engineering, konstruksi, dan juga perawatan yang pada ujungnya akan menghemat devisa negara.
Direktur Operasi I Len Industri, Linus Andor Mulana S menambahkan, perusahannya sudah berkecimpung dalam teknologi perkeretaapian sejak era tahun 1980-an. Hingga kini, ini satu-satunya perusahaan di dalam negeri maupun ASEAN yang mampu menghasilkan produk persinyalan sendiri. "Kini saatnya kami go regional, setelah Bangladesh saya harap kami bisa masuk di Filipina,” ujarnya berharap.
PT Len Industri melalui anak perusahannya, PT Len Railway Systems (LRS), memang sudah mengirimkan peralatan interlocking perkeretaapian ke Bangladesh. Produk tersebut diberangkatkan pada Jumat, 13 April 2018 dari Tanjung Priuk dan dipasang pada 5 Mei 2018.
Zakky Gamal Yasin mengatakan, ini entry point perusahannya untuk masuk ke Bangladesh, walaupun nilainya tidak besar tapi sangat penting. "Ke depan masih banyak oportunity bisnis di Bangladesh yang bisa dilakukan. Dari Bangladesh ini kami bisa makin merambah ke negara-negara sekitar.”
Dari Bangladesh, Len Industri kemudian menuju Filipina untuk memperluas pasar regional. Menteri Perhubungan Filipina, Arthur Tugade menerima Kunjungan Sinergi BUMN Perkeretaapian pada International Retail Design Conference (IRDC), 25 Oktober 2018. Direktur Utama Len Industri Zakky Gamal Yasin hadir di acara ini dan berkoordinasi mengenai pengembangan pembangunan jaringan perkeretaapian di Filipina. Len Industri membidik pasar Filipina dengan menawarkan paket total solution.
Zakky menyatakan, Len Industri merupakan salah satu pihak yang turut menyukseskan pembangunan urban transport di Indonesia terus berupaya untuk menembus pasar regional dan selalu mengembangkan teknologi mutakhir sebagaimana yang telah diimplementasikan untuk transportasi berbasis rel di Indonesia.
Tak hanya itu, PT Len Industri menjalin kerja sama strategis bidang perkeretapaian dengan perusahaan asal Kroasia, Altpro di Innotrans 2018, Berlin, Jerman, 20 September 2018. Kolaborasi Len-Altpro memiliki tujuan untuk memperluas pasar kedua pihak di 47 negara.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Len Industri Zakky Gamal Yasin dan CEO Altpro Zvonimir Viduka. Zakky menyatakan, kerja sama strategis ini merupakan langkah perusahaan untuk memperluas pasar internasional di bidang perkeretaapian.
Ada tujuh penandatanganan kerja sama di Innotrans 2018 oleh Len Industri. Selain Len-Altpro, ada pula kerja sama dengan Thales Prancis, HIMA Jerman, VRS dari Belanda di bidang elektrik point machine dan level crossing serta spare part lainnya, Wabtec dari Amerika Serikat di bidang sistem freight solution di Indonesia, Teltronic dari Spanyol di bidang telekomunikasi untuk segmen pasar kereta cepat, dan Schnoor dari Jerman untuk Tetra Radio Onboard yang telah digunakan di LRT Jakarta.
Dalam Innotrans 2018, Len Industri mengusung tema “Providing Total Solution for Railway Projects” dengan dua misi penting. Pertama, yaitu sebagai Regional Total Railway System Integrator yang memiliki keunggulan kompetitif dalam engineering dan produk yang telah terbukti. Kedua, Len Industri sebagai mitra strategis untuk menyediakan solusi sistem perkeretaapian di pasar regional. "Saat ini kami sedang menyelesaikan proyek pekerjaan modifikasi persinyalan di Bangladesh. Beberapa tahun sebelumnya juga pernah kami kerjakan di Malaysia dan Singapura.”
PT Len Industri (Persero) melalui anak usahanya, PT Surya Energi Indotama (SEI) menjajaki bisnis retail solar PV rooftop atau dikenal sebagai sistem panel surya atap. Dokumentasi PT Len Industri
PT Surya Energi Indotama (SEI), anak perusahaan PT Len Industri (Persero), yang bekerja sama dengan Proinso juga berhasil memenangkan penghargaan Solar Power Portal Award 2018 untuk kategori Community Solar Installation of The Year 2018 di Hilton Metropole NEC, Birmingham, Inggris, 17 Oktober 2018. Ini merupakan ajang bergengsi International PV Installation yang ke-6 kalinya diselenggarakan oleh Solar Media.
Penghargaan tersebut berhasil diraih berkat kerja sama PT SEI dan Proinso membangun Off-Grid PLTS berkapasitas 492 kWp di Sumba Timur. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berhasil melistriki 852 rumah dan 57 fasilitas publik di area-area terpencil di lintasan sepanjang 48 km. Desain unik sistem memanfaatkan tiang-tiang yang dapat membangkitkan listrik menggunakan panel surya yang dipasang di atasnya. Dengan desain ini, maka tidak lagi diperlukan lahan yang luas seperti halnya pada PLTS konvensional.
Selain produk sistem persinyalan kereta api sendiri dan produk inovasi sistem solar yang mendunia, kini perusahaan yang genap berusia 27 tahun pada Oktober 2018 ini juga menawarkan berbagai layanan, seperti application and systems engineering and design, procurement and manufacturing, installation, construction, testing and commissioning, maintenance and training.
Saat ini produk-produk Len Industri juga sudah diekspor. Walau pada 2018 angkanya baru menyentuh Rp 20 miliar, Len Industri menargetkan tahun depan bisa lebih menguasai pasar regional. Semua upaya Len Industri itu, kata Zakky, dilakukan tak lain sebagai sebuah perjalanan panjang menembus pasar internasional. "Ini semua langkah untuk Go Global."