EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro heran perekonomian Indonesia masih terpusat di Jawa. Padahal, pemerintah pascareformasi telah mendorong upaya desentralisasi.
"Waktu saya lihat data 2018, (porsi) Jawa 58 persen. Jadi desentralisasi malah menambah konsentrasi di pulau Jawa," kata Bambang dalam sosialisasi Visi Indonesia 2045 di Jakarta, Selasa (8/1).
Bambang menyampaikan, porsi Jawa dalam perekonomian 1983 adalah 53,8 persen dari total PDB Indonesia, lebih kecil dibandingkan tahun ini.
Menurut Bambang, pemerintah telah melakukan desentralisasi politik, administrasi, dan juga fiskal pascareformasi. Namun, hal yang masih perlu dilakukan ke depan adalah melakukan desentralisasi ekonomi. "Inisiatif ekonomi lokal masih minim," kata Bambang.
Salah satu contoh yang layak ditiru, kata Bambang, adalah pembangunan di Batu, Jawa Timur. Dia menyampaikan, Batu telah bersolek menjadi pusat wisata yang mampu menarik wisatawan. "Ini inisiatif lokal untuk mengembangkan Batu menjadi pusat wisata. Bukan industri, maupun pertanian. Fokus ke wisata dan berhasil," kata Bambang.
Dalam dokumen Visi Indonesia 2045, Bappenas merancang pemerataan pembangunan daerah hingga Indonesia berumur seabad. Salah satu yang digencarkan adalah mendorong pertumbuhan kawasan timur Indonesia lebih tinggi dengan tetap mempertahankan momentum pertumbuhan Jawa.
Bappenas memproyeksikan Jawa bisa tumbuh 5,3 persen per tahun. Sementara, Sumatra memiliki potensi tumbuh 5,7 persen per tahun, Kalimantan tumbuh 6,2 persen per tahun, Sulawesi tumbuh 6,7 persen per tahun, Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 6,5 persen per tahun, Maluku tumbuh 8,3 persen per tahun, dan Papua tumbuh 7,6 persen per tahun.