EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (DPP HIPPI) Erik Hidayat menegaskan dukungan penuh HIPPI terhadap program makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah. Erik memastikan HIPPI siap menyediakan pengusaha lokal untuk menyalurkan produk-produk dalam program tersebut.
"Kita sangat mendorong program makan bergizi gratis. HIPPI siap menyediakan pengusaha-pengusaha lokal dalam menyalurkan produk-produk program ini. Kami memiliki jaringan usaha lokal yang kuat untuk mendukung program tersebut," ujar Erik dalam Rakernas I DPP HIPPI 2024 di Hotel The Tribrata, Jakarta, Senin (2/12/2024).
Menurut Erik, program ini sejalan dengan semangat HIPPI untuk menjaga ketahanan ekonomi, ketahanan pangan, keberlanjutan, dan mendukung program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). HIPPI telah menerjemahkan semangat ini melalui berbagai program unggulan di tingkat daerah, salah satunya pemulihan lahan pertanian di Bali.
"Ada anggota HIPPI yang berhasil memulihkan tanah pertanian yang sebelumnya dianggap tidak produktif dengan edukasi intensif dan penggunaan bibit organik. Para petani di sana kini menghasilkan beras sehat, kaya gizi, dan berkualitas tinggi dengan bahan nonkimia," ucap Erik.
Erik menyampaikan program tersebut mencakup 500 hektare lahan di Bali dan direncanakan untuk direplikasi di DPD HIPPI di daerah lain. Namun, Erik menyoroti tantangan utama, yaitu memastikan hasil produksi dapat terserap dengan harga yang menguntungkan bagi petani.
"Kami berharap program makan bergizi gratis ini melibatkan pemain utama dari kalangan pribumi. Jangan sampai program yang bagus ini malah didominasi pemain asing," ucap Erik.
Erik menjelaskan program makan bergizi gratis tidak hanya berfokus pada pemberian makanan, tetapi juga memiliki konsep besar yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen. Dengan menggunakan potensi lokal, desa-desa bisa tumbuh secara mandiri, Erik menilai, sektor UMKM kita bisa bangkit, dan pemerataan ekonomi dapat tercipta.
Erik juga menyebut program ini sebagai solusi untuk mengatasi prediksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan pada 2045. Dengan mendorong pertumbuhan ekonomi desa melalui program seperti ini, Indonesia dapat membalik prediksi tersebut.
"Desa-desa kita dapat menjadi tempat yang nyaman, maju, mandiri, dan bahkan menjadi pusat swasembada pangan dan energi," sambung Erik.
Erik mengaku optimistis terhadap visi besar pemerintah melalui program-program Asta Cita. Erik percaya kerja sama solid antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dapat menjawab tantangan sekaligus merebut peluang untuk menciptakan Indonesia yang lebih mandiri dan berdaya saing.
"Visi besar pemerintah saat ini memberikan harapan baru bagi kami. Para pengusaha pribumi percaya, dengan kerja sama yang solid, kita dapat menghadapi tantangan sekaligus merebut peluang untuk kemajuan bangsa," kata Erik.