Selasa 15 Jan 2019 15:30 WIB

Kementan Sukses Tingkatkan Produksi Padi dan Tebu pada 2018

Upsus padi jagung kedelai (Pajale) mampu meningkatkan luas tanam padi

Red: EH Ismail
Ilsutrasi pedagang bahan pokok di pasar tradisional
Ilsutrasi pedagang bahan pokok di pasar tradisional

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong transformasi pertanian dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Modernisasi pertanian adalah sebuah keniscayaan, di tengah visi pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Dengan modernisasi target peningkatan produksi hasil pertanian menjadi lebih visibel untuk diwujudkan.

"Modernisasi pertanian di antaranya  dilakukan melalui mekanisasi, penggunaan benih unggul, peningkatan indeks pertanian IP, perluasan areal, jika manajemen korporasi sehingga efisien," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri, Selasa (15/1).

Kuntoro melanjutkan, Upaya Khusus (Upsus) padi jagung kedelai (Pajale) juga mampu meningkatkan luas tanam padi secara tajam.

"Hasil dari kebijakan tersebut adalah surplus padi dan jagung sudah bisa dicapai. Pada 2018 menurut data BPS, surplus beras 2,85 juta ton," ujar Kuntoro.

Ia menambahkan, pada 1984 Indonesia pernah mencapai swasembada beras. Padahal saat itu Indonesia masih mengimpor beras 414 ribu ton. Menurut FAO (1999), suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya mencapai 90 persen dari kebutuhan nasional.

"Artinya Indonesia dalam empat tahun terakhir sudah bisa berswasembada beras," tutur Kuntoro.

Bukti cukupnya ketersediaan stok beras, terlihat dari catatan Badan Pusat Statistik mengenai pengaruh inflasi yang jauh lebih terkendali sepanjang 2018, yakni sekitar 5,2 persen per tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibanding dengan rata-rata laju kenaikan pada periode 2009-2013 sebesar 8,5 persen per tahun.

Produksi Gula

Sementara untuk meningkatkan produksi dan produktivitas gula, berbagai upaya juga dilakukan. Di antaranya peremajaan kebun, varietas baru 140 ton/ha, revitalisasi Pabrik Gula (PG), lama dan membuka kebun di luar Jawa.

"Melalui upaya-upaya ini tahun 2018 Produksi tebu mencapai 2,12 juta ton dari target 2,4 juta ton," jelas Kuntoro.

Pada sektor industri gula, pengembangkan kebun tebu seluas 200 ribu ha untuk memenuhi iddle capacity Pabrik Gula existing, dan mendorong pengembangan lahan 500 ribu ha untuk memenuhi kebutuhan bahan baku 14 Pabrik Gula (PG) baru. Pengembangan PG diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru bagi 3,87 juta jiwa.

Pada Desember 2018 harga gula Rp. 11.850/kg, harga gula pasir ini masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yaitu Rp 12.500 per kilogram.

"Stok gula dipastikan aman karena hasil dari pengecekan di lapangan, minggu pertama Januari 2019, stok gula di pedagang juga cukup banyak dan harga di pedagang juga di bawah HET," pungkasnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement