Kamis 24 Jan 2019 09:43 WIB

Overkapasitas, Terminal Kargo Baru Bandara Semarang Dibuat

Pertumbuhan kargo tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penumpang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Petugas beraktivitas di Terminal Kargo dan Pos Bandara Jenderal Ahmad Yani yang berada di lokasi baru seusai diresmikan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019).
Foto: Antara/Aji Styawan
Petugas beraktivitas di Terminal Kargo dan Pos Bandara Jenderal Ahmad Yani yang berada di lokasi baru seusai diresmikan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (23/1/2019).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Trafik pergerakan kargo di Bandara Ahmad Yani Semarang hingga 2018 sudah melebihi kapasitas mencapai 23.556 ton. Untuk mengantisipasi hal tersebut, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) membuat terminal kargo baru di Bandara Ahmad Yani Semarang.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji mengatakan terminal kargo dan pos baru Bandara Ahmad Yani Semarang kapasitasnya lebih besar. “Ini tiga kali lipat dibanding terminal kargo lama,” kata Devy, Rabu (24/1).

Dia mengakui saat ini memang terjadi peningkatan permintaan pengangkutan kargo dan pos melalui pesawat. Pada 2017, trafik pergerakan kargo Bandara Ahmad Yani Semarang sebesar 17.630 ton dan pada 2018 meningkat hingga 23.556 ton.

Angka tersebut menurutnya sudah memperlihatkan pertumbuhan pergerakan kargo sebesar 34 persen. Pertumbuhan kargo tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan trafik penumpang 2018 dibanding tahun sebelumnya yang hanya 17 persen dari 4,4 juta penumpang menjadi 5,1 juta penumpang.

Baca juga, Bandara Soedirman Diharapkan Miliki Desain Tradisional

Untuk itu, trafik kargo tersebut sudah melebihi kapasitas terminal kargo lama yang hanya sebesar 20 ribu ton per tahun. Untuk itu, AP I melakukan perluasan dan penambahan kapasitas melalui pembangunan terminal kargo dan pos baru yang diresmikan kemarin (23/1).  

Devy menambahkan dengan adanya terminal kargo baru yang lebih luas di Bandara Ahmad Yani akan memudahkan para eksportir komoditas lokal Jawa Tengah. “Terutama untuk mengekspor produk mereka ke pasar luar negeri, seperti ekspor melati dari Kabupaten Tegal,” tutur Devy.

Menurutnya, selama ini ekspor melati dari Kabupaten Tegal dilakukan melalui Bandara Soekarno Hatta. Lalu mulai saat ini dapat dilakukan melalui Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang dengan melibatkan Balai Karantina Dinas Pertanian Semarang.

Terminal kargo dan pos baru bandara tersebut memiliki luasan 2.560 meter persegi dengan kapasitas 60.000 ton per tahun. Kapasitas tersebut kurang lebih tiga kali lebih besar dari terminal kargo dan pos lama hanya sebesar 20 ribu ton per tahun. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement