Jumat 25 Jan 2019 17:05 WIB

Pertamina Optimalkan Pasokan Avtur

Pengoptimalan dilakukan khusus bandara di Bali dan Nusa Tenggara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Awak Mobil Tangki (AMT) melakukan persiapan sebelum berangkat untuk mendistribusikan BBM dan Avtur.(Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Awak Mobil Tangki (AMT) melakukan persiapan sebelum berangkat untuk mendistribusikan BBM dan Avtur.(Ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melakukan optimalisasi pola suplai agar dapat meningkatkan keandalan pasokan Avtur. Ini dilakukan untuk kebutuhan operasional bandara khususnya di Bali dan Nusa Tenggara.

Optimasi dilakukan dengan mengalihkan pola suplai, yang sebelumnya melalui fasilitas Floating Storage and Offloading (FSO) di wilayah perairan Kalbut, Situbondo, menjadi melalui suplai point darat di Terminal BBM Manggis.

GM Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Ibnu Chouldum menjelaskan Bandara Ngurah Rai di Bali merupakan salah satu bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, dengan kebutuhan Avtur rata-rata sebesar 2.500 kilo liter per hari. "Pertamina berharap dengan perubahan pola suplai Avtur ini, dapat lebih menjamin kemanan pasokan (security of supply) di Bandara Ngurah Rai, dengan memperpendek Round Trip Days dari 3,5 hari menjadi 2,5 hari, karena semakin dekatnya supply point Avtur," ujar Ibnu, Jumat (25/1).

Selain menjaga keandalan pasokan Avtur, perubahan pola suplai ini juga memberikan dampak potensi efisiensi sekitar 7,3 juta dolar AS, atau setara dengan Rp 106 miliar per tahun. Selain dengan mengurangi penggunaan satu kapal FSO tipe MR yang sandar di perairan Kalbut, Situbondo, efisiensi juga diperoleh dari pengurangan penggunaan dua kapal kecil sebagai dampak pengurangan waktu tempuh ke Dermaga Benoa.

Pola suplai Avtur di Bandara Ngurah Rai sebelumnya menggunakan kapal bertipe Medium Range (MR) dari RU (Refinery Unit) IV Cilacap. Avtur selanjutnya diisikan ke FSO berupa kapal tipe MR yang diapungkan di perairan Kalbut, Situbondo. Kemudian secara reguler, Avtur dibawa menggunakan kapal tipe kecil sejumlah tiga kapal berukuran maksimal delapan ribu Dead Weight Tonnage (DWT) ke Dermaga Benoa untuk dibongkar dan dipompakan ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai.

Sedangkan setelah dilakukan optimasi, suplai Avtur dari RU IV Cilacap diangkut langsung ke Terminal BBM Manggis untuk disimpan dalam tangki darat, untuk kemudian dikirimkan ke Dermaga Benoa menggunakan kapal berukuran kecil. Dari Dermaga Benoa, Avtur dipompakan ke DPPU Ngurah Rai menggunakan pipa.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk perubahan pola suplai ini, antara lain dengan menyiapkan sarana jalur produk Avtur di sarana tambat kapal Terminal BBM Manggis. Upaya lainnya adalah meningkatkan flowrate discharge Avtur dari semula 180 kiloliter per hari menjadi 400 kiloliter per hari, dengan sistem double manifold serta dengan pipanisasi berdiameter lebih besar dari Dermaga Benoa sampai DPPU Ngurah Rai, sepanjang delapan kilometer yang telah diselesaikan pada Juli 2018.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement