Rabu 30 Jan 2019 08:46 WIB

Buru Jadi Lumbung Pangan Baru di Indonesia

Masa panen di Buru masuk dalam pencanangan lumbung pangan dunia

Red: EH Ismail
Penanaman perdana tanaman jagung di Kabupaten Buru Selatan
Penanaman perdana tanaman jagung di Kabupaten Buru Selatan

EKBIS.CO, BURU -- Produksi hortikultura di wilayah Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku tengah menggeliat. Pasalnya, masa panen yang digelar selama beberapa hari ini masuk dalam pencanangan lumbung pangan dunia. Utamanya produksi Bawang Merah, Bawang Putih dan Jagung.

Sekretaris Daerah Latulipu menjelaskan, kegiatan panen ini digelar di dua lokasi berbeda. Bawang merah misalnya, lokasi panen berlangsung di Desa Simi. Hadir dalam panen tersebut Direktur PPHP Direktorat Hortikultura Kementan yang didampingi Sekda, Kapolsek, Dandim serta seluruh SKPD Kabupaten Buru Selatan.

"Sedangkan untuk bawang putih dan Jagung berlangsung di Kecamatan Wasema," kata dia, Senin (28/1).

Menurut Latulipu, rangkaian panen ini tak lepas dari peran masyarakat dalam menjalankan program gempita. Belum lagi adanya bantuan sarana produksi dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pengelolaan bawang putih di lahan seluas 140 hektare.

"Targetnya Kabupaten Buru Selatan akan memasok kebutuhan bawang putih ke wilayah Maluku, Maluku Utara dan Papua," ujarnya.

Latulipu menjelaskan, pihaknya sangat mengapresiasi semua perhatian Kementan yang telah memberi kepercayaan kepada Kabupaten Buru. Apalagi, Kementan mencanangkan Kabupaten ini sebagai wilayah swasembada bawang putih melalui program gempita.

"Kementan telah mengoperkan bola ke Kabupaten kami. Tentu saja ini peluang yang harus dismash dan dimanfaatkan oleh kaum muda agar kita tidak tertinggal dan kebobolan," kata dia.

Latulipu menambahkan, saat ini ada kurang lebih 33 ribu hektare lahan sentra bawang putih yang tersedia di wilayahnya. Luasan ini diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar.

"Apalagi dukungan sistem pertanian sudah disiapkan oleh kementan. Makanya sekarang tidak boleh lagi ada petani yang kesusahan, sebab pemda akan kerahkan semua dinas terkait untuk mendukung gempita melayani petani hingga terjamin pendapatannya," tuturnya.

Latulipu berharap semua dinas mau bergerak bersama dalam manfaatkan peluang pertanian agar PAD daerah terus meningkat. Lahan pertanian juga harus terus berlimpah untuk dipakai sebagai modal pembangunan daerah. Yang pasti, Program Kementan ini harus menjadikan Buru sebagai ATM rakyat," katanya.

Koordinator Nasional Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita), Muh Riyada mengatakan, kelompok Gempita saat ini sedang merancang masuknya 500 ribu generasi milenial untuk kembali pada sektor pertanian. Secara proses, kata dia, Gempita terus meyakinkan kaum muda agar menjadikan lahan pertanian sebagai mesin uang.

"Sistem pertanian modern dan segala dukungan teknologi akan mangkrak bila kaum milenial tidak terlibat. Kehadiran mereka sebagai operator akan menjadi bonus bagi petani di buru selatan. Jasa pertanian modern sampai pemasaran nantinya akan disediakan Gempita," ujarnya.

Sekedar diketahui, Pulau Buru merupakan salah satu pulau terbesar di Kepulauan Maluku. Dahulu, pulau ini terkenal sebagai tempat pembuangan tahanan politik di masa Orde Baru. Namun, secara perlahan Buru berubah menjadi daerah penyangga perekonomian Kota Ambon, bahkan Indonesia Timur khususnya di bidang pertanian.

Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku mencatat, Pulau Buru merupakan kabupaten terbesar yang memproduksi padi pada bulan Januari-Desember 2018 yaitu sebesar 54,42 ribu ton. Lebih besar dibandingkan dua kabupaten lainnya yaitu Maluku Tengah (27,63 ribu ton) dan Seram Bagian Barat (5,42 ribu ton). Produksi ini membuat Pulau Buru surplus padi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement