EKBIS.CO, SRAGEN -- Program bantuan khusus jagung memberikan hasil signifikan bagi kesejahteraan para petani di Sragen, Jawa Tengah. Ketua Poktan Sido Maju Desa Ngargo Tirto, Kecamatan Sumber Lawang, Sragen, Joko Supangiyanto mengatakan, sejauh ini hasil panen jagung sangat menggembirakan para petani.
Menurut Joko, hasil panen jagung dengan tingkat produktivitas rata-rata 7,5 ton/ha pipilan kering. “Saat ini kami panen di kelompok tani sekitar 200 ha dari luasan sekitar 8.000 ha sampai akhir Februari ini,” ujar Joko Supangiyanto, Jumat (1/2).
Ia mengatakan, kondisi yang dialami petani berlawanan dengan wacana impor jagung oleh pemerintah. Ia meminta pemerintah tidak melakukan upaya impor jagung di saat panen jagung di daerah melimpah.
“Dengan kondisi ini, kami sebagai petani Indonesia bangga terhadap produk bangsa sendiri sehingga mohon kepada pemerintah khususnya Menko Perekonomian Darmin Nasution maupun yang lain, kami mohon dengan sangat, jangan lakukan impor jagung, karena hal itu akan menyangsarakan petani Indonesia, karena diprediksi akan jatuh harga dari yang sekarang dinikmati petani Rp.3.500/kg kering sawah (kadar air 30 persen-35 persen) hingga Rp.4.700/kg pipilan basah (kadar air 20 persen-25 persen),” kata Joko.
Kadis Pertanian Sragen, Eka Rini mengamini pernyataan Joko. Panen jagung yang saat ini sedang berlangsung di Srageb akan diperoleh minimal 55 ton ton jagung pipilan kering dengan luas panen sekitar 8 ribu hektare dan dengan indeks pertanaman jagung saat ini di Sragen 300 (tiga kali pertanaman jagung setahun) akan diperoleh minimal 150 ribu ton jagung pipilan kering. Untuk itu, Eka juga mengundang para mitra pebisnis jagung untuk datang ke Sragen membeli produksi jagung dalam negeri sebagai kebanggaan bangsa Indonesia sendiri.