EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan Kementerian Perindustrian tahun ini memprioritaskan program ekspor dan substitusi impor. Selanjutnya, beberapa program yang harus segera dipercepat implementasinya pada 2019 adalah penguatan vokasi melalui pendidikan vokasi menuju sistem ganda, yakni 30 persen teori dan 70 persen praktikum.
"Dilakukan juga pembangunan politeknik atau akademi komunitas di kawasan industri, link & match SMK dan industri, diklat 3 in 1, Sertifikat Kompetensi Tenaga Kerja Industri, dan program terkait yang mendukung," kata Airlangga di Jakarta, Senin.
Selanjutnya, Kemenperin mendorong Pengembangan Kawasan dan Sentra Industri. Pada periode 2015-2018, Pemerintah telah berhasil mengembangkan 13 Kawasan Industri baru di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, serta 22 Sentra Industri Kecil & Menengah (SIKIM) di 22 Kota/Kabupaten di luar Pulau Jawa.
Untuk pengembangan Wirausaha Baru (WUB), di tahun 2019 pelaku usaha wirausaha baru ditargetkan sebanyak 5.000 orang. Selain itu, peningkatan keterlibatan pelaku usaha dalam program E-Smart IKM sebanyak 5000 IKM dan Program Satripreneur sebanyak 20 Pondok Pesantren.
Program-program yang dijalankan di 2019 juga meliputi Program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV), Fasilitasi Fiskal Tax Holiday, dan Pengembangan Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDES).
Menperin menyampaikan, pengembangan AMMDES merupakan upaya memenuhi kebutuhan domestik sekaligus mengisi pasar ekspor serta memberdayakan Industri Kecil Menengah (IKM) yang memproduksi komponen kendaraan bermotor.
"Oleh karena itu, saya mengharapkan kontribusi dan kerja sama Saudara-Saudara sekalian demi mendukung program prioritas tersebut sehingga tercapai tujuan dan sasaran Kementerian Perindustrian," imbuh Airlangga.