EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) akan meningkatkan investasi untuk bisa mendukung produksi B20. Ketua Harian Aprobi, Paulus Tjakrawan menjelaskan peningkatan investasi ini juga sejalan dengan perluasan pasar domestik dan peningkatan permintaan penggunaan biodiesel di negara tetangga.
Apalagi, kata Paulus, pemerintah berencana untuk mempercepat penggunaan B30 tahun ini, atau setidaknya pada kuartal IV 2019. Jika terealisasi, beberapa industri biodiesel nasional harus meningkatkan mutu sesuai dengan standar nasional yang diterapkan.
“Mudah-mudahan dalam uji coba, uji jalan B30 nanti, para perusahaan tidak perlu melakukan perbaikan. Kalau harus ‘improve’ artinya harus ada investasi,” ungkap Paulus, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (7/2).
Selain itu, jika B30 dilaksanakan maka akan dibutuhkan 9 juta – 10 juta kilo liter biodiesel, sementara kapasitas terpasang industri biodiesel nasional saat ini 12 juta kilo liter. “Sudah pasti kapasitas pabrik kurang, jika digabungkan dengan kebutuhan pasar ekspor,” kata Paulus.
Tidak hanya itu, ada peluang dari rencana penggunaan green diesel. Jika percobaannya berhasil, maka juga dibutuhkan investasi untuk pabrik katalisnya.
Paulus menjelaskan Aprobi sudah digaet oleh Malaysia dan Thailand untuk mengembangkan B20 ini. Sebab, dua negara tersebut saat ini sedang menerapkan biodiesel juga, meski belum sebesar komposisi Fame sebesar 20 persen.
"Mereka saat ini menerapkan biodiesel 5 persen atau B5 yang bisa menjadi peluang pasar baru bagi industri biodiesel Indonesia," ujar Paulus.