EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah optimistis capaian ekspor dapat meningkat dengan membuka pasar baru. Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan, jika sektor industri dapat membuka pasar baru, maka peningkatan ekspor produk lokal tak hanya berfokus pada barang mentah saja.
“Seperti produk Mayora, 50 persen produknya diekspor. Bentuknya juga barang jadi dan branding,” kata Airlangga kepada wartawan, Senin (18/2).
Meski begitu Airlangga tak menampik adanya dinamika ekspor dari negara-negara tujuan ekspor berupa penolakan dan proteksi. Menurutnya hal itu masih wajar dan sangat biasa di dalam sektor industri ekspor. Namun dia mencontohkan, dari 100 negara tujuan ekspor milik Mayora, potensi ekspor Indonesia cukup cerah.
Dia menyebutkan, peluang ekspor Indonesia dengan membuka pasar baru dapat membidik beberapa negara yang ada di Afrika, Eropa, dan ASEAN. Selain itu, negara lainnya yang menjadi bidikan ekspor Indonesia adalah Cina dan juga Rusia.
“Cina kan sekarang ada tea drinker, jadi budayanya minum teh. Nanti kalau sudah mengkonversi minum kopi, demand-nya akan tumbuh,” kata dia.
Dia menilai, saat ini Indonesia tidak mengalami kendala ekspor apapun. Menurutnya, iklim ekspor produk Indonesia sudah dalam momentum yang tepat. Sehingga pemerintah, kata dia, tetap akan berfokus mendorong capaian ekspor agar lebih meningkat.
Sementara itu Presiden Joko Widodo mengatakan, ekspor produk milik Mayora merupakan jenis ekspor yang mencirikan produk asli Indonesia. Pasalnya, produk Mayora yang diekspor ke 100 negara di dunia itu sangat produktif dan konsisten mempertahankan branding produknya.
“Kita bersyukur ada produk Indonesia asli yang ‘menjajah' 100 negara tujuan ekspor. Menjajah itu dalam arti, kita yang memasuki negara mereka, bukan kita yang dimasuki,” kata Presiden saat acara pelepasan kontainer Mayora yang ke-250 ribu.
Direktur Mayora Group Andre Sukendra Atmadja menjelaskan, saat ini ekspor produk Mayora akan berekspansi ke sejumlah di berbagai benua. Dia menekankan, produk ekspor Mayora merupakan produk yang tetap memakai brand nama lokal di negara-negara tujuan ekspor.
“Bahkan di beberapa negara, produk kami menjadi brand leader,” katanya.
Dia menekankan, ekspansi ekspor yang dilakukan tetap akan memprhatikan sejumlah mitra kerja dari mulai lingkup petani, buruh, hingga kalangan distributor. Menurutnya, potensi ekspor produk Indonesia dapat menjangkau pasar global asal mempertahankan ciri khas sebagai produk lokal.
“Kami ingin produk lokal kami bisa mendunia, jadi kalau Amerika punya Coca Cola, kami ingin Indonesia ini punya Kopiko. Identiknya begitu,” kata dia