Senin 18 Feb 2019 20:02 WIB

Sri Mulyani Siapkan Strategi Kembangkan Unicorn

Sri Mulyani menilai pembenahan SDM menjadi upaya dasar untuk pengembangan unicorn

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap menyampaikan keterangan pers terkait Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap menyampaikan keterangan pers terkait Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

EKBIS.CO, JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyiapkan sejumlah strategi untuk pengembangan perusahaan rintisan bervaluasi lebih dari 1 miliar dolar AS atau yang akrab disapa unicorn. Strategi tersebut mencakup penyiapan sumber daya manusia, keberadaan fasilitas research and development atau R&D, hingga infrastruktur.

“Kita mengharapkan unicorn jadi lebih banyak seperti yang sudah ada. Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak. Mereka semua didirikan oleh anak Indonesia yang berpendidikan tinggi,” kata Sri di Kementerian Keuangan, Senin (18/2).

Melihat kisah sukses para pendiri unicorn di Indonesia, Sri mengatakan bahwa pembenahan sumber daya manusia (SDM) menjadi upaya dasar yang wajib dilakukan. Oleh sebab itu, dalam menyiapkan SDM berkualitas, pemerintah memberikan investasi besar di sektor pendidikan lewat pengalokasian 20 persen APBN untuk pendidikan.  

Hanya saja, kata Sri, hal itu masih kurang cukup untuk bisa menciptakan SDM berkualitas. Peran perguruan tinggi menjadi strategis. Khususnya dalam pengembangan pusat SDM untuk riset inovasi, salah satunya melalui sekolah vokasi. Ia pun mengaku telah berbicara langsung kepada sejumlah universitas di Indonesia agar serius meningkatkan kualitas manusia.

Setelah pengembangan SDM, strategi ditempuh lewat pengembangan R&D. “Kami sudah mendengar masalah R&D. Kita akan identifikasi jumlah anggaran riset, siapa yang melakukan, dan apa karakter dari riset itu,” kata Sri.

Menurut dia, identifikasi tersebut berguna untuk menentukan keberpihakan anggaran belanja pemerintah untuk pengembangan R&D di Indonesia. Menurut Sri, keberpihakan anggaran untuk R&D dapat dilakukan lewat dana abadi seperti yang diterapkan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). “Bentuknya nanti seperti apa, kita masih akan kaji,” tuturnya menambahkan.

Strategi terakhir, yakni fokus pada infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Khususnya untuk pengembangan konektivitas di wilayah luar Pulau Jawa. Tanpa pemerataan konektivitas, mustahil cita-cita pemerintah untuk menciptakan para pioneer unicorn bisa terwujud.

“Saya sudah sampaikan ke Menkominfo. Seluruh kabupaten di Indonesia Tengah dan Timur akan segera memperoleh konektivitas jaringan,” tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement