EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan sektor industri halal. Hal ini tercermin dari persentase penduduk Indonesia sebesar 12,7 persen dari populasi penduduk Muslim dunia. Potensi tersebut membuat Bank Indonesia (BI) menyebut sektor industri halal dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya terus mendorong pertumbuhan industri halal di Indonesia melalui berbagai kebijakan. “Kebijakan-kebijakan Bank Indonesia diarahkan ke sana, mulai dari komunitas maupun strategi dengan Komunite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan berbagai pelaku industri untuk mengembangkan industri halal,” ujarnya di Gedung BI, Jumat (22/2).
Dia menjelaskan, Bank Indonesia telah membangun ekosistem halal dari sejumlah komunitas-komunitas seperti pengembangan komunitas halal, pesantren maupun pelaku industri halal. “Ekosistemnya harus dikembangkan jadi ekonomi halal yang berbasis komunitas. Apakah pesanten maupun komunitas Muslim, ekonomi halal yang berbasis industri baik industri kelas menengah ataupun besar,” ungkapnya.
Perry mengungkapkan pertumbuhan ekonomi halal bisa memanfaatkan beberapa sektor industri seperti kuliner, fashion, pariwisata dan kosmetika. Dia juga mengakui, saat ini produk-produk halal mulai menjadi sorotan dunia, termasuk negara non muslim. Selain itu, industri mode syariah juga berkembang pesat di Indonesia. Belakangan, pariwisata halal tengah berkembang di Indonesia.
“Kuliner halal, fashion halal dan tourism halal. Tentu ke depan terkait dengan kosmetik halal,” ucapnya.
Dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah khususnya sektor industri halal, Perry menyatakan BI bersama dengan pemerintah dan institusi terkait berpegang pada prinsip 4C, yaitu commitment, concrete, collaborative, dan campaign. Perry mengatakan, diperlukan komitmen yang kuat dari pihak-pihak terkait, didukung dengan program yang konkret sehingga mudah untuk diimplementasikan. Sinergitas antara lembaga dan pihak terkait serta edukasi yang dilakukan secara intens mengenai nilai lebih dari gaya hidup halal.
Sebagai bagian dari strategi membangun ekosistem halal value chain, Bank Indonesia telah melaksanakan sejumlah program seperti pengembangan ekonomi syariah di sektor pertanian, makanan dan fashion, pariwisata serta energi terbarukan. Bank Indonesia juga mendorong pemberdayaan ekonomi bagi 134 pesantren di 31 wilayah yang tersebar di Indonesia.
Dalam rangka mendukung program pemberdayaan industri halal, BI bekerja sama dengan lembaga zakat, mengoptimalkan dana sosial syariah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf tunai, sebagai salah satu sumber pembiayaan syariah. BI memandang pentingnya mendorong ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari bauran kebijakan.
“Pengembangan ini diharapkan dapat memperkuat struktur ekonomi dan pasar keuangan global saat ini dan mendatang,” ungkapnya.
Ke depan, untuk meningkatkan peran dan kontribusi ekonomi dan keuangan syariah secara global dan nasional, kata Perry, diperlukan peran aktif semua pihak. Ini mencakup pembuat kebijakan, pelaku ekonomi, maupun dunia pendidikan.