EKBIS.CO, BONTANG – Sebanyak 8.000 warga penduduk Kota Bontang mulai menggunakan jaringan gas (Jargas) bumi sebagai pengganti dari gas elpiji tabung. Penggunaan Jargas tersebut seiring pembangunan stasiun dan instalasi sambungan Jargas di kota tersebut.
Asisten Deputi Sumber Daya Mineral, Energi, dan Nonkonvensional, Kementerian Koordinator dan Kemaritiman, Amalyos, mengatakan, setelah pembangunan usai, ditargetkan pengguna Jargas bertambah menjadi 13 ribu warga.
“Ini dapat menggantikan penggunaan tabung gas yang pada saat-saat tertentu bisa terjadi kelangkaan pasokan dan masyarakat juga sulit mendapat gantinya,” kata Amalyos dalam pernyataan resmi diterima Republika.co.id, Rabu (27/2).
Sementara ini, pemerintah Kota Bontang, bersama BUMD Kota Bontang dan PT Bontang Migas dan Energi masih melakukan evaluasi terkait operasional Jargas yang sudah selesai dibangun. Adapun pembangunan Jargas itu telah dimulai sejak tahun 2017 silam.
Diharapkan, setelah seluruh Jargas tersambung dan menjangkau 13 ribu warga, fungsi keberadaa gas bumi bisa dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Memang di beberapa tempat yang sudah dibangun Jargas belum berfungsi karena area rumah tangganya masih bermasalah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amalyos memaparkan, penggunaan Jargas jauh lebih murah daripada gas elpiji. Sebagai contoh, rata-rata rumah tangga di Kota Bontang menghabiskan minimal dua tabung gas 12 kilogram dalam sebulan atau senilai Rp 230 ribu.
Namun, dengan menggunakan Jargas, konsumen hanya perlu mengeluarkan biaya antara Rp 50 – 60 ribu per bulan. Sebagai daerah penghasil migas, Amalyos mengatakan, gas bumi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk berbagai kegiatan masyarakat hingga industri di sekitar Bontang.
“Tahun 2019, pemerintah merencanakan untuk membangun lagi sekitar 12 ribu sambungan Jargas,” ujarnya.