EKBIS.CO, JAKARTA – Ruas jalan tol Prof Dr Ir Sedyatmo yang menghubungkan ibu kota dengan Bandara Soekarno-Hatta tersebut dinilai sangat efektif memangkas waktu dan jarak tempuh bagi pengguna.
Tol dengan panjang 14,3 km itu kini tak hanya menjadi penghubung kota dengan bandara, melainkan turut serta dalam pengembangan kawasan aeropolitan Bandara Soekarno-Hatta.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Pieter Abdullah, mengatakan masyarakat kini dapat merasakan peningkatan pelayanan yang dilakukan pengelola, dalam hal ini Jasa Marga dalam upaya memberikan pelayanan kepada konsumen Tol Sedyatmo. Yang paling bisa dirasakan saat ini, kata dia, yakni waktu tempuh yang meningkat signifikan.
“Saya kira masyarakat bisa melihat bagaimana perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan, khususnya Jasa Marga dalam hal ini, kalau selama ini kita ke bandara tidak bisa diprediksi waktu tempuhnya dengan pasti, kalau boleh saya katakan sekarang sudah bisa diprediksi. Hal ini baik tentunya, juga untuk kawasan sekitar bandara.” ujar Pieter di Jakarta, Senin (4/3).
Pieter Abdullah mengaku merasakan langsung dampak dari pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) yang dilakukan PT Jasa Marga selaku pengelola sejak 2016.
Menurut Pieter, dirinya yang bermukim di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan kini hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta.
“Kalau dulu mungkin bisa dua sampai tiga jam, bahkan tidak bisa diprediksi. Jadi sekarang sudah sangat cepat lah,” tuturnya.
Dapat diprediksinya waktu tempuh menuju bandara tersebut tak lepas dari upaya pemenuhan SPM yang dilakukan PT Jasa Marga selaku pengelola.
Di antaranya meliputi pengoperasian tujuh gardu Tol OAB (Oblique Approach Both) di Gerbang Tol Cengkareng untuk menambah kapasitas transaksi, pengoperasian 18 mobile reader untuk meningkatkan kapasitas transaksi, melakukan integrasi tarif tol pada GT Kamal 1 dan 3 yang semula hanya mentraksasikan Tarif Ruas Tol Sedyatmo dan JORR Integrasi. Hal itu dilakukan guna mengurangi titik-titik transaksi, yang biasanya menyebabkan kepadatan, pada arah menuju JORR W1.