EKBIS.CO, JAKARTA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan, industri manufaktur di Indonesia masih menunjukkan geliat positif untuk terus meningkatkan investasi dan ekspansi. Untuk itu pihaknya terus mendorong peningkatan kebijakan hilirisasi industri di sektor tersebut.
“Yang kita tahu, kebijakan hilirisasi industri ini telah memberikan efek berantai yang luas, mulai dari peningkatan nilai bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, hingga penerimaan devisa ekspor,” kata Airlangga seperti dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (14/3).
Dia menjelaskan, dengan menggenjot kebijakan hilirisasi industri, Indonesia tidak perlu lagi mengekspor bahan baku mentah. Menurutnya, Indonesia sudah harus berani beralih dengan mengirim barang dalam bentuk setengah jadi maupun barang jadi.
Berdasarkan laporan Nikkei, indeks manajer pembelian atau purchasing managers index (PMI), manufaktur Indonesia meningkat dari level 49,9 pada Januari 2019 menjadi 50,1 pada Februari. Mengacu pada indeks PMI, capaian di atas 50 menandakan sektor manufaktur tengah ekspansif.
Untuk itu dia optimistis, para investor di sektor industri telah melihat bahwa Indonesia telah mampu mengelola ekonomi dengan norma baru. Adapun norma baru yang dimaksud adalah rata-rata negara industri di dunia saat ini mengalami kontribusi manufakturnya terhadap ekonomi hanya sebesar 17 persen.
“Kita patut bersyukur, di tengah tekanan angin global, ekonomi kita tumbuh dari 5,07 persen di tahun 2017 menjadi 5,17 persen pada 2018. Sektor industri manufaktur konsisten menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional tersebut,” katanya.