Jumat 15 Mar 2019 11:56 WIB

BPS: Neraca Perdagangan Februari Surplus

Kinerja ekspor mencapai 12,53 dolar AS.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas ekspor impor
Foto: Republika/Prayogi
Aktivitas ekspor impor

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengumumkan, neraca perdagangan pada Februari 2019 mengalami surplus 0,330 juta dolar AS. Kinerja tersebut lebih baik dibandingkan neraca perdagangan di bulan Januari yang mengalami defisit sebesar 1,16 miliar dolar AS. 

“Surplus ini disebabkan ekspor kita yang lebih besar jumlahnya dibandingkan impor,” kata Kecuk saat memberikan paparan neraca perdagangan Februari 2019 kepada wartawan, di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/3). 

Baca Juga

Data BPS mencatat, kinerja ekspor mencapai 12,53 dolar AS sementara impor berada di angka 12,2 miliar dolar AS. Dia menjelaskan, capaian ekspor pada Februari meski tercatat naik dalam neraca perdagangan namun mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni 13,93 miliar dolar AS. 

Dia menjelaskan, terrdapat dua faktor penyebab penurunan capaian ekspor jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni adanya penurunan harga komoditas nonmigas serta tren secara tahunan.

“Sektor pertambangan dan industri minyak kelapa sawit mengalami penurunan ekspor. Sebabnya bermacam, kita tahu harga nilai batubara turun drastis sementara harga sawit juga mengalami penurunan karena adanya sentimen global,” kata Kecuk. 

Oleh karena itu, kata dia, jika diukur secara month to month atau bulanan, capaian ekspor pertambangan hanya 1,9 miliar dolar AS atau turun 18,76 persen dari bulan sebelumnya. Sementara nilai ekspor minyak kelapa sawit juga turjn sebesar 13,27 persen dan memberatkan kinerja ekspor industri pengolahan yang turun 7,71 persen. 

Dia juga menyebutkan, kinerja ekspor yang rendah pada bulan Februari disebabkan salah satu faktor selisih jumlah hari sebanyak tiga hari dari Januari. Tahun lalu, kata dia, ekspor di Januari sebesar 14,55 dolar AS lebih tinggi dari capaian ekspor di Februari sebesar 14,25 miliar dolar AS. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement