Ahad 17 Mar 2019 12:43 WIB

Peringkat Investment Grade Lebih Berdampak ke Uang Panas

Fitch Rating memberi Indonesia peringkat investment garde

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Fitch Ratings
Foto: topnews.in
Fitch Ratings

EKBIS.CO, JAKARTA – Ekonomi lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho, mengatakan, peringkat investment grade yang diberikan lembaga pemeringkat internasional Fitch Rating kepada Indonesia hanya akan berpengaruh pada investasi di portofolio. Sementara, dampak terhadap investasi langsung masih harus menunggu proses Pemilu 2019 selesai.

“Pengaruh Fitch Rating lebih besar ke portofolio dari pada ke sektor riil. Saya lihat untuk berinvestasi di sektor riil investor masih wait and see,” kata Andry kepada Republika.co.id, Ahad (17/3).

Baca Juga

Diketahui, Fitch Rating mengafirmasi peringkat sovereign credit rating Indonesia di level BBB dengan outlook stable atau investment grade. Sebelumnya, predikat BBB outlook stable telah diberikan pada September 2018.

Andry menilai, dipertahannya peringkat stabil itu karena belum adanya lonjakan drastis utang negara. Selain itu, belum adanya risiko eksternal yang mengancam Indonesia sehingga memicu pembengkakan utang lebih dalam.

Lebih lanjut, ia mengatakan, indikator yang digunakan Fitch Rating dalam memberikan level BBB didominasi dari sektor keuangan yang berkaitan erat dengan kondisi nilai tukar rupiah. Karena itu, Andry mengatakan, peningkatan investasi dalam waktu dekat baru akan terasa di portofolio.

“Saya belum melihat ada dampak relevan yang bisa meningkatkan investasi sektor riil kita,” ujarnya.

Setidaknya, kata Andry, Investment Grade dari Fitch Rating dapat meredam sentimen negatif sehingga meminimalisasi terjadinya capital outflow. Ia mencatat, porsi kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) milik pemerintah Indonesia sebesar 37 persen.

Itu sebabnya, gejolak yang terjadi di portofolio akan berbahaya bagi Indonesia karena utang dari investor asing masih cukup besar. Dari sisi investasi sekto riil, tahun 2018 tercatat tumbuh 4,1 persen dari realisasi investasi 2017.

Andry mengatakan, hal itu karena investor memilih untuk menanamkan modal sebelum masuk ke tahun politik. Pola seperti itu selalu terjadi ketika Indonesia akan menghadapi Pemilu.

Ia pun memperkirakan, peningkatan investasi riil paling tidak baru akan terasa setelah keputusan resmi KPU terkait presiden terpilih diumumkan. Sebab, presiden dan wakil presiden yang terpilih akan menentukan arah kebijakan ekonom ke depan yang tentunya berimbas pada kepastian investasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement