EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (21/3) pagi bergerak menguat seiring kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat AS, Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunga. Kurs rupiah menguat 94 poin menjadi Rp 14.094 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.188 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, selain memutuskan Fed Fund Rate tetap di kisaran 2,25-2,5 persen, The Fed juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS diturunkan menjadi 2,1 persen dari perkiraan sebelumnya 2,3 persen dan untuk 2020 menjadi 1,9 persen dari dua persen.
"Proyeksi ini juga menjadi acuan The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunganya selama tahun 2019 ini pada level saat ini, dan ada potensi turun di tahun 2020 dan 2021," ujar Lana di Jakarta, Kamis (21/3).
The Fed juga menaikkan proyeksi untuk tingkat pengangguran untuk tahun 2019 dari 3,5 persen menjadi 3,7 persen, dan untuk tahun 2020 dari 3,6 persen menjadi 3,8 persen, serta untuk tahun 2021 dari 3,8 persen menjadi 3,9 persen.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi The Fed yang melambat dan diikuti dengan tingkat pengangguran yang meningkat, menjadi indikasi ada fase melambat perekonomian AS, walaupun belum dapat dikatakan sebagai resesi, yang secara definisi menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang turun bahkan negatif pada fase depresi yaitu resesi yang dalam," kata Lana.
Lana memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak melemah menuju kisaran antara Rp 14.150 sampai Rp 14.180 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 14.102 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.231 per dolar AS.