EKBIS.CO, SURABAYA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menegaskan komitmennya untuk membangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Executive Vice President Corporate Communication & CSR PT PLN I Made Suprateka mengatakan manajemen menyadari pembangkit listrik PLN beroperasi berdampingan dengan lingkungan.
Ia memastikan kekhawatiran bahwa pembangkit listrik PLN, khususnya pembangkit listrik berbahan baku batu bara (PLTU), akan mengotori lingkungan, tidak akan terjadi. "Setiap pembangkit telah memakai alat reduksi limbah yang kian canggih," ujar Made saat berbicara di acara Redaktur Media Gathering 2019 di Kantor Pusat PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) di Surabaya, Kamis (21/3).
PJB merupakan salah satu anak usaha PLN. Kepedulian PLN terhadap lingkungan bahkan sejak lama diterapkan. Made menyontohkan PLTU Suralaya di Banten yang dibangun pada 1984. PLTU yang diresmikan Presiden Suharto itu dibangun di pinggir laut di daerah berbukit.
Sekarang, lingkungan di sekitar PLTU Suralaya menjadi hijau, dikelilingi pohon-pohon yang rimbun. "Sekarang alamnya jadi hijau dan menjadi tujuan wisata," kata Made merasa senang.
PLTGU Grati, Pasuruan, Jawa Timur.
Contoh lainnya, Made memnyebutkan PLTU Paiton di Situbondo, Jawa Timur. Dua tahun terakhir berturut-turut, PLTU Paiton mendapatkan anugerah Proper Emas dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Proper Emas merupakan anugerah PLTU dengan pengelolaan lingkungan terbaik. "Nelayan setempat tetap melaut dan tidak terganggu dengan keberadaan PLTU Paiton," ucap dia.
Direktur Operasional 1 PJB Soegiyanto menambahkan PJB sebagai pihak yang mengoperasikan dan memelihara PLTU Paiton justru ikut mengembangkan terumbu karang di laut di sekitar pembangkit itu. Kini terumbu karang di dekat PLTU Paiton menjadi obyek wisata bagi turis lokal dan asing. "Dari sisi lingkungan, tidak ada dampak buruk," ujarnya.
PLTU Paiton merupakan terbesar di Asia Tenggara. Terdapat sembilan pembangkit di komplek PLTU Paiton dengan memiliki total daya 4.600 Megawatt (MW).