EKBIS.CO, JAKARTA -- PLN mengebut ratio elektrifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus dilakukan. Langkah ini dilakukan guna mewujudkan Indonesia Terang dengan membangun infrastruktur ketenagalistrikan hingga pelosok terluar, tertinggal dan terpencil.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara Djoko R Abumanan, menyampaikan Program Wujudkan 100 persen NTT desa berlistrik dari 2017. Dari tahap pertama 600 Desa sudah 541 Desa Menyala, sisanya masih on progress (konstruksi berupa pendirian tiang dan penarikan kabel).
"Untuk tahapan kedua yaitu sebanyak 600 Desa yang sudah terkontrak itu sebanyak 44 Desa dan pelaksanaan konstruksi dan sisanya masih dalam proses pematangan hasil survei,” ujar Djoko, Ahad (24/3).
Ia merinci Rasio Desa Berlistrik sampai Maret 2019 sudah 76 persen dan masih terus berusaha hingga 100 persen Desa Berlistrik dan Rasio elektrifikasi untuk NTT 63 persen.
Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam kunjungan kerja di Mamere menyampaikan, anggaran APBN uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat dan harus berenergi keadilan sosial, dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote , ini kita dipercaya mengabdi kepada masyarakat, terutama dalam meningkatkan ratio elektrifikasi dengan memberikan cahaya listrik warga yang saat ini belum menikmati listrik.
Jonan menambahkan, Apabila dalam peningkatan ratio elektrifikasi mengalami kesulitan terutama untuk lahan, jalan yang akan dilewati jaringan listrik, tolong segera disampaikan sehingga kendala yang dihadapi PLN dapat segera diselesaikan bersama-sama.
"Salah satu strategi adanya terang di malam hari yaitu dengan pemasangan PJU bertenaga Surya sebanyak 1.034 titik, kalau tarik kabel jaringan listrik sulit, kita pemerataan bangunan pasang saja 13 ribu bahkan 20 ribu yang diminta anggarkan untuk NTT dan selain itu meningkatkan rasio elektrifikasi adalah dengan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) sebanyak 4.284 lampu," ungkap Jonan.