Jumat 29 Mar 2019 18:41 WIB

Aliran Modal Asing ke Indonesia Capai Rp 90 Triliun

Sepekan terakhir, rupiah mengalami depresiasi 0,5 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Pegawai beraktivitas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan
Pegawai beraktivitas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/2/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyebut aliran modal asing yang masuk pasar domestik (capital inflow) mencapai Rp 90 triliun hingga pekan terakhir Maret 2019. Menurut Dody, aliran modal tersebut berasal dari pembelian Surat Berharga Negara (SBN) maupun saham.

"Aliran modal masuk dari isntrumen domestik dari minggu lalu posisinya net surplus Rp 15 triliun sampai Rp 16 triliun," kata Dody saat ditemui di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/3).

Baca Juga

Dody mengungkapkan, beberapa negara maju mengalami perlambatan ekonomi serta masih menghadapi tantangan ketidakpastian Brexit. Sejumlah isu tersebut cukup berpengaruh ke pasar keuangan negara berkembang, termasuk di Indonesia.

Menurut Dody, rupiah sempat mengalami depresiasi selama sepekan sebesar 0,5 persen. Meski demikian Dody mengatakan kepercayaan investor dari dalam dan luar negeri terhadap perekonomian Indonesia masih cukup tinggi. 

Untuk mengatasi risiko defisit transaksi, pemerintah dan BI berupaya mendorong ekspor dan membatasi impor. Pemerintah juga melakukan relaksasi proses ekspor untuk membangun iklim investasi yang baik.

Sementara itu dari sisi akun finansial, pemerintah berupaya menjaga pasar keuangan domestik lebih baik dari return. "Di situlah kunci kita bisa menarik inflow dana asing masuk ke Indonesia," kata Dody.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement