Ahad 31 Mar 2019 06:15 WIB

Petaka Bermula dari Hilang Kontak

Pesawat sempat meminta kembali ke bandara sebelum hilang kontak.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Awak KRI Tenggiri 865 dan Kapal Tunda Pertamina menyusuri lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Laut Jawa, Senin (29/10)
Foto:
Petugas memperlihatkan temuan passport milik salah satu pramugari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Perairan Karawang di KLA Sikuda, Jawa Barata, Kamis (1/11).

Selang tiga hari dari jatuhnya pesawat, salah satu kotak hitam dari pesawat tersebut ditemukan. Ketua Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan kotak hitam yang sudah ditemukan itu merupakan flight data recorder (FDR). Kotak hitam tersebut merekam data perjalanan pesawat Lion Air JT610. 

Sebelum memeriksa sis FDR tersebut, Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko sempat menduga terdapat permasalahan pada mesin pesawat. Sebab, Haryo juga mendapatkan data dari Airnav Indonesia bahwa pesawat tersebut mengalami permasalah pada mesinnya sehingga harus dicocokan dengan kotak FDR.

Soerjanto mengatakan dari data FDR menunjukkan adanya kerusakan penunjuk kecepatan atau air speed indicator pada empat penerbangan terakhir yang dilakukan pesawat tersebut. "Pada penerbangan Bali ke Jakarta (sebelum digunakan untuk rute Jakarta-Pangkal Pinang) pesawat tercatat mengalami perbedaaan angle of attack (AOA)," tutur Soerjanto, Rabu (7/11). 

photo
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang berada di ruang kedatangan Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin (29/10/2018).

AOA merupakan indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara. Soerjanto menjelaskan AOA tersebut terkait dengan kerusakan pada penunjuk kecepatan pesawat. 

Dari FDR tersebut, Soerjanto memastikan sensor AOA sudah diganti di Bali pada 28 Oktober 2018 sebelum pesawat tersebut menuju Jakarta. "AOA diganti setelah pilot melaporkan adanya kerusakan penunjuk kecepatan," jelas Soerjanto. 

Dia menambahkan, pada penerbangan dari Bali ke Jakarta muncul perbedaan penunjukkan AOA. Perbedaan tersebut yaitu AOA sebelah kiri berbeda 20 derajat dibanding sebelah kiri. 

Saat mengalami perbedaan tersebut, KNKT memastikan pilot melakukan beberapa prosedur dan akhirnya dapat mengatasi masalah yang ada sehingga mendarat dengan selamat di Jakarta. "Keberhasilan pilot ini menjadi dasar KNKT memberikan rekomendasi kepada Boeing untuk disampaikan kepada maskapai di seleuruh dunia jika menghadapi situasi yang sama," jelas Soerjanto. 

photo
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memeluk salah satu keluarga dari jajaran Kementerian Keuangan yang menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 saat berkunjung di Crisis Center Lion Air Bandara Soekarno- Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/10/2018).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement