Ahad 31 Mar 2019 06:30 WIB

Butuh Waktu Mencari Penyebab

Flight data recoder ditemukan lebih dulu dibandingkan cockpit voice recorder.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Penemuan CVR Lion Air JT610.  CVR Pesawat Lion Air JT610 tiba di JICT, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Penemuan CVR Lion Air JT610. CVR Pesawat Lion Air JT610 tiba di JICT, Jakarta, Senin (14/1/2019).

Sebelum pesawat Lion Air nomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610  rute Jakarta-Pangkal Pinang kecelakaan, pesawat tersebut sempat mendarat dengan aman saat penerbangan sebelumnya dari Denpasar-Jakarta. Setelah mendengarkan rekaman cockpit voice recorder (CVR), Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan ada pilot lain yang sempat menyelamatkan pada penerbangan Denpasar-Jakarta. 

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pilot tersebut merupakan pilot yang selesai menjelankan tugas terbang dan akan kembali ke Jakarta. "Pilot ini memiliki kualifikasi sebagai Pilot Boeing 737 Max 8. Pilot yang bersangkutan sudah diwawancara KNKT," kata Soerjanto, Kamis (21/3). 

Soerjanto mengatakan sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 pasal 359, pernyataan dari seseorang yang diperoleh selama proses investigasi tidak bisa dipublikasikan. Untuk itu, kata dia, KNKT tidak akan menyampaikan hasil wawancara secara detail mengenai apa yang dilakukan pilot tersebut.

Nurcahyo menilai dalam kondisi pesawat seperti akan jatuh, seharusnya pilot membaca buku. "Karena mereka dalam kondisi abnormal dan situasi itu tidak terjadi setiap hari, pasti mereka tidak menghafalkannya," ujar Nurcahyo. 

Nurcahyo menganggap hal tersebut wajar jika pilot membaca buku petunjuk tersebut saat pesawat sebelum jatuh. Namun, hal tersebut tidak menggangu penerbangan. Ketika satu pilot membaca buku panduan, kata dia, pada saat seperti itu, pilot yang lain mengambil alih kendali pesawat. 

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement