Ahad 31 Mar 2019 07:05 WIB

Ketika Kalaikudaraan Pesawat PK-LQP Berakhir

Kelaikudaraan pesawat berakhir jika mengalami gangguan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko (kanan) bersama Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Transportasi Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo memberikan keterangan mengenai investigasi kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di Kantor KNKT, Jakarta, Sabtu (3/11/2018).
Foto:

Komite Nasional Keselamatan Trasnportasi (KNKT) mengumumkan laporan awal terkiat kecelakaan pesawat Lion Air nomor registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 Max 8 dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang pada 29 Oktober 2018. Dari laporan awal, Nurcahyo mengatakan pihaknya memiliki dua rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan penerbangan, khususnya dalam mengoperasionalkan pesawat Boing 737 MAX 8. 

Dia menjelaskan rekomendasi pertama yaitu menjamin implementasi dari Operation Manual Part A Subchapter 1.4.2. "Ini dalam rangka meningkatkan budaya keselamatan dan untuk menjamin pilot dapat mengambil keputusan untuk meneruskan penerbangan," kata Nurcahyo, Rabu (28/11). 

Rekomendasi kedua, ialah menjamin semua dokumen operasional pesawat diisi. Setalah itu, kata dia, data tersebut didokumentasikan secara tepat.

Rekomendasi tersebut dikeluarkan karena KNKT menemukan adanya ketidaksesuaian antara buku manual pesawat tersebut dengan kondisi penerbangan rute sebelumnya yaitu Denpasar-Jakarta. "Dengan adanya kerusakan sensor angle of attack seperti itu harusnya pesawat kembali ke bandara asal bukan meneruskan penerbangan," jelas Nurcahyo. 

photo
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) , Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi (kanan) saat meninjau barang-barang temuan hasil pencarian pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10).

Selain itu, kata dia, terdapat ketidaksesuaian antara data kru kabin yang dituliskan dengan yang bertugas. Hal terlihat di dalam weight and balance tercatat lima pramugari. Sementara itu, yang tercatat di dokumen terdapat enam pramugari. 

Denagan adanya rekomendasi tersebut, Boeing juga memberikan tanggapannya. Boeing mengapresiasi hasil laporan awal KNKT terkait kecelakaan pesawat tersebut dan upaya yang terus dilakukan untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. 

"Boeing mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini," tulis Boeing dalam laman resminya, Rabu (28/11). 

Boeing memastikan tetap bekerja sama juga dengan KNKT Amerika Serikat sebagai penasihat teknis selama penyelidikan masih berlanjut. Boeing menegaskan keselamatan tetap menjadi bagian yang paling penting dari pesawat yang diproduksi. 

Begitu juga keselamatan bagi penumpang pelanggan Boeing dan awak pesawat menajdi prioritas utama. Sebab, pelanggan Boeing harus menerbangkan B 737 Max 8 ke ratusan tujuan di seluruh dunia setiap harinya sehingga memerlukan jaminan keselamatan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement