EKBIS.CO, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak dan gas (migas) pada kuartal pertama 2019 ini sebesar 1,8 juta barel setara minyak per hari. Realisasi lifting tersebut mencapai 94,6 persen dari target yang dipasang APBN sebesar 2,2 juta barel setara minyak per hari .
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menjelaskan capaian ini terdiri dari lifting minyak dan kondensat sebesar 745 ribu barel minyak per hari (bopd) atau 96,1 persen dari target APBN 2019 sebesar 775 ribu bopd. Sedangkan lifting gas bumi sebesar 1,069 ribu boepd atau 93.8 persen dari target APBN 2019 sebesar 1,250 ribu barel setara minyak per hari (boepd).
Ia menjelaskan salah satu alasan mengapa realisasi lifting meleset sedikit dari target APBN karena terjadinya decline rate yang lebih tinggi dari perkiraan awal pada akhir tahun 2018. Selain itu, kata Wisnu beberapa perusahaan masih menunggu maksimalnya hasil pemboran pengembangan, juga terjadi kemunduran jadwal pengeboran pengembangan karena cuaca dilepas pantai di awal 2019.
"Selain itu juga adanya isu integrity fasilitas kendala di perangkat fasilitas produksi, kebutuhan maintenance. Harapannya ini bisa segera teratasi," ujar Wisnu, Rabu (3/4).
Wisnu berharap kendala kendala tersebut bisa segera terselesaikan sehingga perusahaan dan SKK Migas berusaha agar bisa memperbaiki lifting pada kuartal II esok. Ia memperkirakan lifting dan produksi bisa lebih optimal pada kuartal II.
Pada kuartal pertama ini, tercatat ada tiga KKKS yang merupakan penyumbang lifting minyak terbesar. Posisi pertama masih ditempati oleh ExxonMobil Cepu dengan lifting sebesar 220 ribu bopd. Sedangkan posisi kedua didukui oleh Chevron Pasific Indonesia dengan lifting sebesar 197 ribu bopd. Posisi ketiga diduduki oleh Pertamina EP dengan lifting minyak sebesar 78 ribu bopd.
Sedangkan untuk gas, BP Berau yang mengoperasikan Blok Tangguh menduduki posisi pertama dengan lifting gas sebesar 181 ribu boepd. Sedangkan Conoccophilips melalui lapangan Gresik mencapai lifting sebesar 146 ribu boepd. Posisi ketiga ditempati oleh Pertamina EP dengan capaian 139 ribu barel setara minyak per hari.
"Capaian lifting minyak Chevron tidak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan capaian pada Februari 2019, begitu pula dengan capaian lifting gas Pertamina EP," ujar Wisnu.
Sedangkan apabila dibandingkan per bulan, lifting gas pada BP Berau mengalami penurunan dari 187 ribu boepd pada Februari 2019 menjadi 181 ribu boepd sampai Maret 2019.
"Penyebabnya adalah planned shutdown sebesar 3,4 mbopd dan 749 mmscfd di BP Berau, untuk kegiatan turn around Train-1 pada 26 Maret 2019 lalu," ujar Wisnu.
Ia juga merinci beberapa KKS yang sedang diusahakan untuk mencapai lifting yang lebih optimal antara lain PT Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu ONWJ dan OSES, Medco E&P Natuna, Kangean Energy Indonesia, Premier Oil Indonesia dan Eni Muara Bakau.