EKBIS.CO, INDRAMAYU -- Kepala Bidang Humas Badan Usaha Logistik (Bulog) Teguh Firmansyah mengatakan, tahun ini target serapan gabah panen sebesar 1,8 juta ton secara nasional dan belum akan ditambah. Sementara itu untuk target penyerapan gabah panen di wilayah Jawa Barat, Bulog menetapkan kuota serapan sebesar 200 ribu ton.
“Sejauh ini, kami bekerja sesuai target kuota yang sudah ditentukan ya,” kata Teguh Firmansyah saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/4).
Dia menjelaskan, saat ini Bulog belum akan menambah kuota serapan gabah sebab belum ada instruksi secara langsung oleh pemerintah pusat. Diketahui, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menginstruksikan Bulog untuk menyerap hasil panen gabah di Kabupaten Indramayu yang kini sudah memasuki panen perdana dan menghasilkan 45 persen panen gabah.
Sebagau gambaran, produkai tanaman pangan khususnya padi di Kabupaten Indramayu pada 2018 sebesar 1.672.037 ton gabah kering panen (GKP). Dengan luas lahan sawah sebesar 116.245 hektare dan lahan darat seluas 36.226 hektare, menjadikan Indramayu sebagai salah satu wilayah potensial bagi pertanian. Baik itu di sektor tanaman pangan, hortikultura, ternak, perikanan, perkebunan, hingga kehutanan.
Berdasarkan pengakuan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, kendala penyerapan gabah di wilayah tersebut disebabkan kuota minim yang ditetapkan Bulog, yakni 20 persen saja. Padahal, sebagai daerah penghasil gabah, Indramayu menyumbang sekitar lima persen kontribusi beras secara nasional.
Menanggapi hal itu, Teguh menilai, kuota serapan gabah di Indramayu bisa ditambah bila ada kondisi yang memungkinkan. Hal itu dapat saja dilakukan guna menjaga harga di tingkat petani dan dapat memotivasi petani untuk terus menanam produk tani.
“Yang jelas saat ini realisasi penyerapan gabah oleh Bulog dari Indramayu sudah mencapai seribu ton lebih,” katanya.