EKBIS.CO, SERANG— PT Waskita Karya Infrastrukur akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Bali. Proyek ini guna mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan mengelola sampah menjadi tenaga listrik.
Presiden Direktur Waskita Karya Infrastruktur Gunadi mengatakan proyek ini untuk membantu program pemerintah merealisasikan program listrik 35 ribu megawatt.
“Kami mengembangkan EBT yakni sampah menjadi listrik di Bali, proyek sangat diharapkan oleh pemerintah dan pertama kali di Indonesia,” ujarnya saat acara Workshop Pabrikasi Baji Waskita Karya Infrastrukur, Rabu (10/4).
Menurutnya, saat ini proyek PLTSa sedang dalam tahap feasibility study, diharapkan pada tahun depan akan mulai tahap konstruksi.
“Kami harapkan tahun depan dikonstruksi dalam tiga tahun lagi beroperasi dan akan diikuti 12 kota di Indonesia,” ucapnya.
Menurutnya proyek PLTSa dibangun melalui sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya dengan anak usaha Perusahaan Listrik Negara (PLN) yakni PT Indonesia Power.
“Ada beberapa lokasi di Bali seperti di Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar yang akan mensupplay sampah di PLTSa Suwung di Bali. Kami kerja sama dengan Indonesia Power nilai investasinya Rp 2,5 triliun,” kata dia.
Di sisi lain, perseroan juga menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 50 megawat di Sungai Cimanuk, Sumedang. Adapun nilai investasi sebesar Rp 1,5 triliun, akan dikerjakan pada akhir tahun ini.
Kemudian PLTA di Pulau Buru, Maluku berkapasitas 12 megawatt dengan nilai investasi sebesar Rp 453 miliar. Dalam rencana proyek ini juga akan dikerjakan pada akhir tahun ini.
Proyek selanjutnnya, lanjut Gunadi, Sistem Penjernihan Air Minum (SPAM) di Aceh. Saat ini, katanya, sedang dalam study market.
“Proyek ini untuk melayani industri dengan nilai investasi Rp 1,2 triliun,” ucapnya.
Terakhir, perseroan akan mengakuisisi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Batu Brak, Lampung. Adapun nilai investasi sebesar Rp 200 miliar.
“Kami akan mengakuisisi proyek untuk PLTM yang sudah perjanjian jual beli dengan PLN untuk mempercepat proses konstruksi dengan kapasitas 7 megawatt,” ungkapnya.