EKBIS.CO, JAKARTA -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan pemangku kepentingan terkait akan menyusun cetak biru industri dirgantara nasional untuk pengembangan sektor kedirgantaraan Indonesia. Pembahasan cetak biru itu dimulai dengan diskusi grup fokus sebelum Aerosummit 2019 untuk mengumpulkan pemikiran-pemikiran terkait perencanaan pengembangan industri dirgantara nasional dan memperkuat sinergitas antar pemangku kepentingan.
"Ini adalah focus group discussion (diskusi grup terfokus) pertama yang diarahkan nanti kita menuju Aerosummit kedua pada September 2019," ujar Kepala Lapan Thomas Djamaluddin dalam acara diskusi grup fokus Pre-aerosummit 2019 di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Selasa (16/4).
Diskusi itu dihadiri berbagai pihak dari unsur pemerintah, lembaga penelitian dan pengembangan serta unsur non pemerintah termasuk industri dan asosiasi.
Kegiatan diskusi itu terselenggara atas kerja sama Lapan dengan berbagai asosiasi profesi penerbangan di Indonesia seperti Indonesia Aeronautical Engineering Center, Indonesian Aircraft Maintenance Services Association, Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association.
Selain asosiasi di atas, diskusi itu juga dihadiri antara lain perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian.
Dengan cetak biru itu, maka seluruh pemangku kepentingan memiliki satu peta jalan yang terintegrasi untuk masa depan industri dirgantara Indonesia. "Persoalan untuk pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa itu memerlukan sinergi nasional," ujar Thomas.
Dalam penguasaannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan, Lapan mendorong kemandirian di bidang penguasaan teknologi penerbangan dan antariksa sehingga akan terjalinnya dunia riset dan dunia industri sehingga akan terwujudnya revolusi industri 4.0.
Acara yang memiliki tema "Penyusunan Cetak Biru Industri Dirgantara Nasional†itu bertujuan untuk mempererat sinergitas dan mitra kerja sama dalam mempercepat transformasi kluster dalam industri dirgantara. Hal ini untuk mewujudkan ekosistem industri 4.0 yang didukung oleh riset dan pengembangan teknologi di bidang penerbangan dan antariksa.