EKBIS.CO, JAKARTA -- Pascapesta demokrasi 2019, para investor diperkirakan akan kembali berinvestasi di Indonesia. Selama ini para investor memilih wait and see untuk memulai berinvestasi mengingat masih menunggu hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun ini.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun ini dapat mencapai 5,3 persen. Bahkan, pasca-Pemilu 2019 ia menyakini investasi ke Indonesia akan mengalami peningkatan.
“Pascapemilu, indikator makro 2019 sesuai target APBN masih yakin akhir tahun 5,3 persen bahkan 2020 dalam rencana pemerintah ke depan pertumbuhan ekonomi 5,3-5,6 persen dan ini sejalan outlook IMF, World Bank akan lebih baik tahun ini ketimbang tahun lalu,” ujarnya saat acara ‘Economic & Investment After 2019 Election: What’s Next?’ di Ritz Carlton Pasific Place, Rabu (24/4).
Menurutnya, investasi Indonesia terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Hal ini karena pemerintah terus berupaya skema kebijakan terutama dalam bentuk insentif fiskal.
“Investasi pasca Pemilu, tren meningkat terjadi sempat fluktasi bahwa investor menunggu momen seperti ini, sehingga investasi meningkat cukup signifikan pada tahun ini,” ucapnya.
Direktur Utama Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba menambahkan pemerintah harus memiliki program yang mendukung peningkatan sumber daya manusia agar budaya berinovasi dan sektor kewirausahaan terus berkembang. “Inovasi dan penguasaan teknologi akan menjadi faktor penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang pesat,” ungkapnya.
Dia menambahkan saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang memiliki perusahaan rintisan terbanyak di dunia. Indonesia juga sudah memiliki beberapa unicorn.
“Perkembangan ini harus dijaga dan didukung oleh stabilitas perekonomian dan situasi politik yang kondusif, agar Indonesia bisa mencapai cita-citanya menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia,” ucapnya.