Kamis 25 Apr 2019 18:24 WIB

Millenial Menjadi Kunci Inovasi Pertanian

Pemerintah dan seluruh elemen terkait sedang gencar mendorong petani milenial.

Red: EH Ismail
Diskusi tentang petani millenial
Foto: Humas Kementan
Diskusi tentang petani millenial

EKBIS.CO,  JAKARTA — Generasi millenial dinilai menjadi kunci pengembangan sektor pertanian. Sebab Mereka memiliki kreativitas untuk membuat terobosan besar sektor pertanian sehingga hasilnya dapat mendukung ketahanan pangan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan, pemerintah dan seluruh elemen terkait sedang gencar mendorong petani milenial. Terutama mereka-mereka yang punya latar keilmuan pertanian alias mahasiswa. Ide-ide dan inovasi mereka amat dibutuhkan bagi kemajuan pertanian. 

"Kita tak bisa memungkiri bahwa kaum petani didominasi oleh generasi lama, sehingga butuh regenerasi. Upaya itu cukup berhasil seiring bermunculannya para petani muda sukses," ujarnya di sela-sela kegiatan diskusi terkait arah dan kebijakan pengelolaan, pelayanan informasi publik dan kehumasan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang, Bandung Barat, Kamis (25/4).

Dengan demikian, petani milenial tak lagi memandang sebelah mata ihwal profesi petani. Sektor pertanian lebih dari sekadar mata pencaharian. Kaum milenial sadar bahwa pertanian adalah sebuah bisnis yang sangat prospektif. 

"Dengan manajemen, sistem, dan konsep kekinian, pertanian kini naik kelas. Menjadi profesi yang elegan, bahkan menjadi sebuah 'way of life' alias cara hidup," ujarnya.

Ekspor pertanian

Kuntoro mengatakan, pemerintah Indonesia masif melakukan ekspor komoditas pertanian. Di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, ekspor pertanian naik tajam sehingga sektor pertanian kembali menjadi sesuatu yang 'seksi'. 

Melansir data BPS, ekspor komoditas pertanian hingga saat ini melonjak 26 persen, nilainya Rp 1.700 triliun. Begitu PDB sektor pertanian naik 47 persen, total akumulasi nilainya Rp 1.375 triliun atau separuh dari APBN.

Demikian pun selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, inflasi bahan pangan dulu 2013 terburuk di dunia. Namun demikian, setelah berjalan 4 tahun, Indonesia mampu menekan inflasi dari 10,57 persen di tahun 2014 menjadi 1,26 persen di tahun 2017.

"Dari capaian ini, ada banyak negara yang dilampaui Indonesia, yaitu Jepang, Belanda, Kanada, Jerman, dan total ada 12 negara yang kita lampaui, sebentar lagi Amerika Serikat kita lampaui," ungkap Kuntoro.

Berangkat dari ini, Kuntoro menegaskan patut diapresiasi kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya, Menteri Amran menggenjot komoditas pertanian di daerah terluar alias yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

"Salah satu tujuan kebijakan ini adalah agar petani setempat bisa melakukan kegiatan ekspor. Misalnya saja di daerah Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste, Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, hingga Papua berbatasan dengan Papua Nugini," tegasnya.

Pengembangan pertanian

Sektor pertanian memiliki peranan yang amat penting bagi kehidupan manusia karena pertanian bak 'napas' bagi setiap manusia. Pasalnya, siapapun sangat membutuhkan hasil pertanian untuk keberlangsungan kehidupan.

"Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia merupakan surga bagi kenakeragaman hayati. Sebagaian besar flora dan fauna dunia ada di negeri ini. Itu pula yang membuat sektor pertanian sangat vital bagi Tanah Air Kita," katanya

Oleh karenanya, pria yang akrab disapa Kuntoro ini menekankan pentingnya keberadaan dan peran vital petani dalam memproduksi bahan pangan. Bayangkan saja, andai di muka bumi ini, petani jagung, petani padi, petani gandum, nelayan, petani buah, petani sayuran mogok massal atau bahkan tak mau kembali bertani, dapat dipastikan tidak ada pangan yang tersedia.

"Maka dari itu, jangan pernah terbersit sedikitpun di benak kita untuk menyepelekan sektor pertanian," ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement