Selasa 30 Apr 2019 01:40 WIB

Bank Wakaf Mikro Pertama Beroperasi di Papua

Mayoritas nasabah Bank Wakaf Miikro belum terhubung dengan lembaga keuangan formal.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano meresmikan pencanangan pembangunan Kantor OJK Papua-Papua Barat di Jayapura, Papua, Senin (29/4). Foto
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dan Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano meresmikan pencanangan pembangunan Kantor OJK Papua-Papua Barat di Jayapura, Papua, Senin (29/4). Foto

EKBIS.CO, JAYAPURA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meresmikan Bank Wakaf Mikro (BWM) ke-52 di Kampung Yoka, Jayapura, Papua, Senin (29/4). BWM Honai Sejahtera menjadi BWM pertama dan satu-satunya hingga saat ini di pulau Papua.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso berharap BWM tumbuh sebanyak-banyaknya. Tapi pembangunannya berdasarkan pada permintaan masyarakat. BWM dikelola oleh pesantren yang dapat memberdayakan masyarakat sekitar.

Baca Juga

Wimboh mengatakan keberadaan BWM bertujuan meningkatkan permodalan usaha ultra mikro. Skemanya sangat sederhana sehingga masyarakat kecil tidak kesulitan mengikutinya.

"Peluncuran BWM di Jayapura ini merupakan upaya OJK untuk tidak hanya fokus pada pembiayaan nasabah besar atau korporasi, akan tetapi juga menyasar ke penyediaan akses keuangan masyarakat kecil yang produktif," kata Wimboh.

Salah satu nasabah adalah Foni Flora Toam (35 tahun) yang berjualan nasi uduk. Setiap hari ia bisa menjual 30 porsi dan butuh permodalan tambahan agar dapat menjual lebih banyak.

Ia memperoleh pembiayaan Rp 1 juta dari BWM dan menyicil Rp 40 ribu per minggu selama enam bulan. Foni mengatakan banyak teman-temannya berminat karena skema BWM yang mudah.

"Kalau sudah bisa usaha banyak semoga bisa nanti punya rekening (di perbankan," kata Foni.

Wimboh mengatakan mayoritas nasabah BWM belum terhubung dengan lembaga keuangan formal. Ia berharap pembiayaan ultra mikro skala syariah tersebut dapat meningkatkan inklusi keuangan Indonesia yang masih 67,8 persen.

Foni mengatakan untuk mengajukan pembiayaan melalui hanya perlu dokumen administrasi hanya berupa Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga. Setelah itu mereka diberikan pelatihan dan pendampingan dasar tentang berdagang.

"Diajari juga itu seperti cara bicara di depan orang-orang, berjualan bagaimana marketing," katanya.

Nasabah lainnya, Wiwik mengatakan pembiayaan BWM kelolaan pesantren Yaa Bunayya sudah bisa membantunya berjualan kue kering dan gado-gado. Ia berharap pembiayaan bisa bertambah agar permodalan bisnisnya lebih kuat.

Sejak pertama kali didirikan pada Februari, BWM Honai Sejahtera sudah memiliki 40 nasabah. Pendiriannya merupakan kerja sama dengan PT Astra Internasional. Tahun ini kerja sama tersebut akan melahirkan 10 BWM di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement