Senin 06 May 2019 10:33 WIB

Rupiah Melemah Seiring koreksi Mata Uang Asia

Pelemahan rupiah terjadi seiring ancaman Presiden AS Donald Trump terhadap Cina.

Red: Friska Yolanda
Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal Ramadhan melemah seiring koreksi mata uang Asia. Rupiah pada Senin (6/5) pagi melemah 43 poin atau 0,3 persen ke posisi Rp 14.309 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.266 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pelemahan rupiah terjadi seiring Presiden AS Donald Trump yang kembali mengancam memberlakukan kenaikan tarif pekan ini. "Perjanjian dagang antara AS-Cina yang sudah berlangsung sejak pertengahan Februari lalu dinilai Presiden AS Trump sebagai kemajuan yang sangat lambat. Ia kembali mengancam Cina untuk memberlakukan tarif impor terhadap barang-barang impor dari Cina senilai 200 miliar dolar AS mulai minggu depan," ujar Lana.

Ancaman terhadap Cina itu sendiri, merupakan upaya Trump untuk menekan segera terealisasinya perjanjian dagang tersebut. Trump menyebutkan ada upaya Cina untuk menarik beberapa kesepakatan sebelumnya dan melakukan renegosiasi.

"Kendati ancaman ini sebagai upaya Trump memaksa Cina untuk segera sepakat, namun pasar merespons negatif pernyataan Trump tersebut," kata Lana.

Mata uang Asia mayoritas melemah terhadap dolar AS. Yuan melemah 0,97 persen, dolar Hong Kong 0,01 persen, Won 0,72 persen, dolar Singapura 0,35 persen, dan Baht 0,19 persen. Sementara itu, Yen menguat terhadap dolar 0,54 persen.

Lana memprediksi rupiah hari ini masih berpotensi menguat menuju kisaran antara Rp 14.240 per dolar AS hingga Rp 14.260 per dolar AS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement