EKBIS.CO, BEIJING -- Cina memiliki banyak opsi untuk membalas Amerika Serika (AS) atas kenaikan tarif barang China senilai 200 miliar dolar AS dari 10 persen menjadi 25 persen. Tidak menutup kemungkinan, Cina akan menerapkan sanksi besar yang lebih berdampak dibandingkan tarif perdagangan barang.
Mantan Wakil Menteri Kementerian Perdagangan Cina Wei Jianguo mengatakan, Cina masih memiliki banyak ‘senjata’ dan sudah menyiapkan rencana darurat untuk menghadapi eskalsasi perang dagang. “Cina tidak hanya akan bertindak sebagai master kung fu dalam menghadapi trik AS, juga sebagai petinju berpengalaman yang dapat memberikan pukulan mematikan,” ucapnya kepada South China Morning Post, seperti dikuti di New Zealand Herald, Senin (13/5)
Wei menambahkan, produk pertanian AS akan menjadi target utama Cina untuk membalas, terutam gandum dan jagung. Ini secara langsung akan menargetkan bagian penting dari basis pemilihan Presiden AS Donald Trump menjelang pemilihan 2020, di mana kebijakan AS terhadap Cina diharapkan memainkan peranan kunci.
Wei menegaskan, Cina tidak hanya memiliki tekad dan kemampuan. Cina juga selalu siap untuk bertempur dalam perang yang berkepanjangan. "Para pembuat keputusan sudah sepenuhnya memahai pola AS dalam pembicaraan mengenai dagang," ujarnya.
Opsi lain, Cina juga dapat menjatuhkan sanksi pada pesawat dan kendaraan AS. Hal ini akan mempersulit dua produk tersebut untuk memasuki pasar Cina.
Wei mengatakan, Cina dapat bergerak melampaui perdagangan barang dan layanan target, khususnya di sektor keuangan, pariwisata dan budaya. Diharapkan, kesepakatan perdagangan akna mendorong China ke arah liberalisasi beberapa pasar layanannya, terutama industri sektor keuangan.
Wei memperingatkan Washington sudah melakukan kesalahan strategis dalam menaikkan tarif barang-barang Cina pada Jumat lalu. Langkah ini mungkin saja menjadi bumerang karena 'tekanan ekstrim' tidak akan memaksa Cina untuk menyerah. "Jika (AS) tidak menyadari kesalahannya, ini akan menciptakan masalah yang bersejarah," katanya.
Para analis juga memperingkatkan, pemerintah mungkin saja membekukan investasi AS ke tingkat lebih besar dibanding dengan sebelumnya, sebagai bentuk pembalasan lain.