EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengakui, pelemahan rupiah yang terjadi sejak Senin (13/5) tidak terlepas dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Negosiasi dagang dua negara ekonomi terbesar tersebut mengalami kebuntuan ketika AS menuntut janji perubahan konkrit terhadap hukum di China.
Iskandar menjelaskan, dampak perang dagang AS dengan China sebenarnya terjadi di berbagai belahan dunia. Misalnya saja, Yuan China dan Dolar Australia yang tercatat melemah di perdagangan Asia pada Senin pagi.
"Nilai tukar mata uang seluruh dunia terlihat melemah," ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (14/5).
Pada Selasa (14/5) pagi, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta mencapai Rp 14.455 per dolar AS. Angka tersebut melemah 32 poin atau 0,22 persen dibanding dengan hari sebelumnya, yakni Rp 14.423 per dolar AS. Kondisi hari Senin ini juga melemah 96 poin atau 0,67 persen dari Ahad (12/5), Rp 14.327 per dolar AS.
Iskandar memastikan, pemerintah akan melakukan upaya-upaya untuk stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Khususnya kebijakan yang telah dirilis untuk meningkatkan investasi dengan perbaikan iklim usaha dan kemudahan perizinan. "Di antaranya, OSS (Online Single Submission)," ucapnya.
Di samping itu, Iskandar menambahkan, pemerintah juga mendorong industrialisasi dan hilirisasi terutama untuk sektor yang dapat substitusi impor. Insentif fiskal seperti tax holiday juga terus digencarkan. Pengendalian impor minyak dan gas (migas) dengan aplikasi B20 turut digalakkan untuk menghindari ketergantungan terhadap produk luar negeri.
Sebelumnya, perang dagang antara AS dengan China memasuki babak baru. Pemerintah AS resmi memberlakukan kenaikan tarif sebesar 25 persen dari 10 persen terhadap barang-barang impor asal China senilai 200 miliar dolar AS. Kebijakan ini mulai diterapkan pada Jumat (10/5) pukul 00.01 waktu Washington atau sekitar pukul 11.01 WIB.
Kementerian Perdagangan China mengatakan, pihaknya sangat menyesal atas keputusan AS dan berjanji untuk menyerang balik. Hal ini meningkatkan ketegangan, mengingat kedua belah pihak sedang mengejar pembicaraan terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan perdagangan selama dua hari terakhir.
Wakil Perdana Menteri China Liu He, Perwakilan Dagang AS Robert Lightizher dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin diketahui sudah berbicara selama 90 menit pada Kamis (9/5). Mereka berupaya mencari jalan keluar atas perang dagang yang sudah berjalan selama 10 bulan terakhir. Dilansir di Economic Times, Jumat, mereka diperkirakan akan melanjutkan pembicaraan pada Jumat.
Kementerian Perdagangan China mengatakan, negosiasi akan terus berlanjut. Mereka berharap, kedua negara dapat bertemu di tengah jalan, melakukan upaya bersama dan menyelesaikan masalah ini melalui kerja sama dan konsultasi.