EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memperkirakan kebutuhan listrik mengalami penurunan sekitar 30 persen saat lebaran tahun ini. Hal ini dikarenakan banyaknya industri yang tidak beroperasi selama hari raya.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin mengatakan perseroan telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi penurunan kebutuhan listrik saat Lebaran. Adapun liburan pada tahun ini mulai 30 Mei 2019 hingga 9 Juni 2019.
“Penyebabnya pabrik tutup saat lebaran, toko pagi juga masih tutup karena kan salat dulu. Di rumah juga turun karena orang rumah lampunya dimatikan,” ujarnya di PLN P2B Gandul, Cinera, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).
Menurutnya, penurunan kebutuhan listrik saat Idul Fitri lebih rendah dibandingkan beban puncak pada kondisi hari kerja. Berdasarkan pengalaman Idul Fitri tahun lalu, penurunan kebutuhan listrik terjadi pada malam hari. “Pada sistem kelistrikan nasional mengalami penurunan sebesar 29 persen sampai 31 persen, sedangkan Sistem Jawa Bali turun hingga 56 persen hingga 60 persen,” ungkapnya.
Amir menambahkan perseroan mampu menyediakan 34.716 MW listrik untuk melayani beban puncak sebesar 17.179 MW. “Jumlah ini cukup untuk melayani beban puncak Lebaran yang diperkirakan mencapai 17.179 MW, dengan cadangan operasi 10.637 MW dan reserve margin 62 persen,” jelasnya.
Untuk itu, perseroan akan mendorong kebijakan diskon bagi pelanggan yang ingin menambah daya listrik. Hal ini dilakukan untuk mengejar target demi menutupi penurunan penjualan listrik sepanjang Lebaran. “Itu salah satu cara menutup (penurunan kebutuhan listrik). Kita akan kasih diskon supaya banyak orang yang mau tambah daya, strategi dari PLN,” ucapnya.