EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bersama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto didampingi Duta Besar Indonesia untuk Jepang Arifin Tasrif, kembali bertemu dengan Chief Executive Officer INPEX Corporation Takayuki Ueda di kantor pusat INPEX Corporation di Tokyo pada Senin (27/5).
Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas finalisasi revisi plan of development pertama (POD-1) Lapangan Abadi, Wilayah Kerja Masela. Setelah diputuskan menjadi proyek strategis nasional pada tahun 2018, segala upaya percepatan dilakukan untuk segera merealisasikan Proyek Abadi tersebut.
“Proyek Abadi menjadi tumpuan bergairahnya perekonomian di wilayah Maluku dan sekitarnya, dan diharapkan dapat meningkatkan ekonomi di kawasan timur Indonesia,” ungkap Dwi Soetjipto melalui keterangan tertulisnya, Senin (27/5).
Dalam pertemuan tersebut disepakati pokok-pokok strategis bahwa dalam pengembangan Lapangan Abadi, Wilayah Kerja Masela dengan skema darat dan cadangan terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (tcf) tersebut akan membutuhkan total investasi dalam rentang 18-20 miliar dolar AS (estimasi) untuk keseluruhan pengembangan di sumur pengembangan, fasilitas produksi, hingga kilang LNG-nya.
Biaya pengembangan tersebut berada di kisaran 6-7 dolar per setara barel minyak (boe) atau 20 persen lebih murah dibandingkan biaya di offshore sebesar 8-9 dolar AS per boe. Pertemuan juga membahas pembagian hasil yang optimal antara Pemerintah RI dan Kontraktor Kontraktor Kerja Sama. Revisi POD-1 Lapangan Abadi diharapkan dapat ditandatangani pada akhir Semester I 2019.
”Pemerintah terus bekerja keras supaya Masela dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat terbaik untuk negara dan rakyat Indonesia. ” ujar Dwi.