EKBIS.CO, JAKARTA -- Laporan Keuangan Tahun 2018 PT Pertamina (Persero) akan dipaparkan pada Jumat (31/5) besok di Kementerian BUMN. Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno bahkan memperkirakan pendapatan perusahaan mencapai Rp 700 triliun.
"Besok ya baru akan kita omongin di kantor. Ya nanti sekalian deh ada paparannya, tapi bagus kok sejauh ini. Seperti yang kita harapkan. Pendapatannya Rp 600-700 triliun lah. Detilnya besok ya." ujar Fajar saat ditemui di Gelora Bung Karno, Kamis (30/5).
Jika sebelumnya, Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan bahwa laba perusahaan minyak plat merah tersebut mencapai Rp 20 triliun, kata Fajar dari laporan keuangan yang sudah diaudiit laba perusahaan lebih dari angka tersebut.
"Lebih lah, kan unaudited-nya Rp 20 triliun, setelah di audit, ya lebih. Revenue-nya oke lah pokoknya, sehat," ujar Fajar.
Ia mengklaim bahwa dibandingkan laporan keuangan 2017, laba Pertamina di 2018 mengalami lonjakan meski ia belum mau menjelaskan secara detail berapa kenaikan laba tersebut.
"Aku nggak tau persenannya lupa, tapi besar. Tapi yang pasti lebih dari Rp 20 triliun," ujar Fajar.
Fajar menjelaskan salah satu faktor lonjakan laba tersebut karena ada kompensasi dari pemerintah terkait penjualan BBM penugasan. Disatu sisi kata Fajar, proyek proyek Pertamina di hulu menopang pendapatan perusahaan.
"Kan dia ada kompensasi, kemudian ada hulu. Upstream itu dia tinggi. Faktornya 2 itu. Itu tinggi naiknya," ujar Fajar.