EKBIS.CO, JAKARTA – Dalam hitungan bulan, peternak mengaku harga ayam yang anjlok disebabkan adanya kelebihan pasokan. Impor bibit anak ayam atau day old chicken (DOC) pada saat ini melebihi kuota impor yang dilaksanakan pada 2017 sebesar 680 ribu ekor.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmoko mengatakan, terjadinya kelebihan pasokan yang menyebabkan jatuhnya harga ayam di tingkat peternak disebabkan dibukanya keran impor yang melebihi kuota di tahun-tahun sebelumnya. Dia menyebutkan, rekomendasi impor sejatinya dikukuhkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Jatuhnya harga ayam peternak dinilai Singgih menjadi hal yang patut diseriusi pemerintah. Sebab, dalam kurun beberapa waktu terakhir, kata dia, harga ayam peternak kembali anjlok hingga level terendah.
“Di Jawa Tengah sempat harga ayam itu Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram (kg),” kata Singgih saat dihubungi Republika, Kamis (27/6).
Sedangkan, dia melanjutkan, harga referensi ayam di tingkat peternak berada di kisaran Rp 18 ribu-Rp 20 ribu per kg. Terkait dengan pembagian ayam secara gratis oleh para peternak di wilayah Yogyakarta, Singgih belum dapat memastikan hingga kapan aksi tersebut akan diselesaikan.
Dia mendesak pemerintah untuk segera mengembalikan harga ayam peternak di tingkat normal. “Kalau di Jawa Barat, harga ayam peternak sekarang Rp 9.000 per kg. Sebelumnya Rp 7.000 per kg,” kata dia.
Berbeda dengan kondisi pergerakan harga di tingkat peternak, harga ayam di tingkat konsumen tercatat normal bahkan di beberapa wilayah masih cenderung tinggi. Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga ayam ras segar pada 27 Juni 2019 berada di kisaran Rp 25.750-Rp 30.850 per kg.