Jumat 28 Jun 2019 15:49 WIB

Modal Asing Masuk Tembus Rp 154 Triliun Hingga Akhir Juni

Adanya mdal asing masuk mendorong nilai tukar rupiah membaik.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia per 2 Mei mencapai Rp 132,4 triliun.
Foto: Republika
Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia per 2 Mei mencapai Rp 132,4 triliun.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan jumlah aliran modal asing yang masuk atau capital inflow hingga saat ini tercatat mencapai Rp 154 triliun. Instrumen terbesar masuknya aliran modal asing itu diketahui melalui saham dan surat berharga negara (SBN).

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan, capital inflow Rp 154 triliun merupakan aliran dana yang masuk sejak 1 Januari  hingga 27 Juni 2019. "Perkembangan di domestik masih positif karena ada capital inflow yang mendorong nilai tukar rupiah terus membaik," kata Dody di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (28/6).

Dody menjelaskan, sekitar Rp 90 triliun modal asing masuk ke Indonesia melalui surat berharga negara (SBN) yang dikeluarkan pemerintah. Sementara sisanya, sekitar Rp 60 triliun masuk melalui instrumen portofolio saham. Menurut Dody, terus meningkatnya aliran modal asing ke Indonesia menandakan tingkat kepercayaan investor.

Dari sisi SBN, Dody mengatakan hal itu mencerminkan imbal hasil yang ditawarkan Indonesia cukup besar. Dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, imbal hasil dari SBN yang dikeluarkan pemerintah cukup bersaing dan lebih menarik.

Sementara itu, dilihat dari investasi saham, para investor asing dinilai telah memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap prospek pasar modal dalam negeri. Hal ini sekaligus didukung dengan isu-isu korporasi di Indonesia yang cukup kondusif.

"Mereka (investor) juga tentunya akan mengkaitkan investasi dengan proyeksi yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Itu yang kita lihat dari besarnya inflow," kata Dody.

Sebelumnya, BI menyatakan hingga penghujung Mei 2019, total aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 112,98 triliun. Sebanyak Rp 56,01 triliun masuk lewat SBN sementara sekitar Rp 57,48 triliun masuk kepada pasar saham.

Dody mengatakan, tren positif masuknya aliran modal asing tentu bakal membantu stabilisasi nilai tukar rupiah. Mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate BI, nilai tukar rupiah pada Jumat (28/6) rata-rata diperdagangkan Rp 14.141 per dolar AS. Angka itu menguat dibanding perdagangan Kamis (27/6) sebesar Rp 14.180 per dolar AS.

Penguatan aliran modal asing dan nilai tukar rupiah dapat semakin baik jika perang dagang antara Amerika Serikat dan China dapat dituntaskan. Ia mengatakan, Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang diharapkan dapat menjadi momen penyelesaikan perang dagang.

"Tentunya kita masih menunggu sampai KTT G20 akhir bulan ini. Harapan (perdamaian) masih fifty-fifty. Tapi tentunya sudah muncul kemungkinan akan ada penyelesaian," kata Dody.

Lebih lanjut, menurut Dody, jika didapat kesepakatan perdamaian maka negara-negara berkembang yang telah mengalami perlambatan ekspor dalam beberapa bulan terakhir dapat melakukan pemulihan. Sebagaimana diketahui, perang dagang berdampak signifikan terhadap pelemahan volume perdagangan dunia.

Selain itu, diyakini memberikan koreksi positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi dunia sebagai imbas membaiknya permintaan barang dan jasa di pasar global. Sebagaimana diketahui, International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia masing-masing telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Hal itu, salah satunya dipicu oleh perang dagang yang menimbulkan ketidakpastian.

Berbagai indikator global ke depan tentunya bakal dilihat oleh BI sebagai dasar kebijakan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate. Menurut Dody, hingga saat ini sikap kebijakan otoritas moneter masih terbuka untuk penurunan suku bunga dengan memperlihatkan faktor-faktor risiko.

“Kita akan melihat indikator yang ada. Bagaimana inflasi dan nilai tukar rupiah. Tetap ruang (penurunan) suku bunga ada tapi risiko terus kita lihat,” ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement