EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Tauhid Ahmad mengatakan, inflasi per bulan Juni diperkirakan mencapai lebih dari 0,5 persen. Perkiraan angka inflasi ini berdasarkan tingginya permintaan barang kebutuhan pokok serta biaya transportasi.
"Saya kira inflasi akan bergeser ke atas 0,5 persen. Situasinya memang karena di bulan Juni permintaan barang dan jasa cukup tinggi," kata Tauhid saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/6).
Ia menjelaskan, meskipun secara normal permintaan dan pergerakan harga bakal menurun setelah periode Ramadhan selesai pada awal Juni, dampak terusan masih tetap terasa. Di satu sisi, kebutuhan pada musim liburan juga dipastikan cukup tinggi terutama di kawasan pariwisata.
Sebelumnya, BI menyatakan, berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga akhir Juni 2019, inflasi mencapai 0,45 persen. Komoditas pangan dan angkutan umum dalam kota menjadi penyebab utama inflasi. Namun, Tauhid mengatakan prediksi inflasi tersebut amat rendah.
Namun di sisi lain, dari segi daya beli, Tauhid menilai saat ini konsumsi rumah tangga masih tetap dalam tren menurun. Itu juga diikuti dengan geliat sektor usaha dalam melakukan ekspansi. Namun, ia menilai, kondisi riil dari situasi konsumsi domestik baru akan terlihat pada semester kedua mendatang.
"Kemarin juga sudah disampaikan oleh BI dan Badan Kebijakan Fiskal bahwa di kuartal kedua ini konsumsi agak landai," katanya.