EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mendorong industri farmasi dan kosmetik menggencarkan melakukan sinergi riset dan pengembangan (RnD) mengingat masih banyak bahan baku yang belum dikembangkan.
"Indonesia unggul dengan keanekaragaman hayati baik yang berasal dari darat maupun laut. Beberapa belum banyak dikembangkan seperti ganggang laut, marine collagen, yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal dan global," katanya, Rabu (3/7).
Airlangga menyampaikan hal tersebut saat membuka Pameran Industri Kosmetik dan Obat Herbal di Plasa Kementerian Perindustrian yang digelar 3-5 Juli 2019. Data BPS menunjukkan, pada triwulan 1 tahun 2019, sektor industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 8,12 persen dengan nilai PDB sebesar Rp 21,9 triliun.
"Segmen pasar kosmetik sangat menjanjikan, di mana segmen produk kosmetik, perawatan kulit, dan personal care diharapkan tumbuh pada angka 9 persen di tahun 2019, dimana pada 2018 mencapai sekitar Rp 50 triliun," ujar Airlangga.
Saat ini, postur dari industri kosmetika Indonesia adalah sekitar 95 persen merupakan industri dengan skala kecil dan menengah dan hanya lima persen merupakan industri dengan skala besar. Dari industri skala menengah dan besar ini, beberapa bahkan sudah mampu mengekspor produknya ke luar negeri seperti ke ASEAN, Afrika, dan Timur Tengah.
Menurut Airlangga, ekspor produk kosmetik mencapai 556,36 juta dolar AS pada 2018. Capaian ini lebih besar jika dibandingkan dengan 2017 yang hanya sebesar 516,88 juta dolar AS.