EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Indonesian Tobacco Tbk resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ITIC. Pencatatan saham perdana ini atau Initial Public Offerings (IPO) menjadi perusahaan ke-19 yang melantai di bursa Indonesia pada tahun ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (8/7) Indonesian Tobacco merupakan perusahaan pengolahan tembakau iris pertama yang listing di bursa Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada 1955 dan merupakan salah satu pemain lama dalam industri pengolahan tembakau iris yang memiliki merek dagang cukup dikenal masyarakat dengan jaringan pemasaran secara nasional maupun internasional.
Adapun merek yang dimiliki perusahaan antara lain Anggur Kupu, Lampion Lilin, Pohon Sagu dan Roda Terbang.
Perusahaan melepas sebanyak 274,060 juta lembar saham pada Penawaran Umum Perdana Saham. Besaran lembar tersebut setara dengan 29,13 persen dari modal disetor dan ditempatkan penuh, dengan harga Rp 219,00 per saham, sehingga dana yang berhasil dihimpun sekita Rp 60 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO ini, seluruhnya akan digunakan untuk pembelian bahan baku daun tembakau. Perusahaan menunjuk PT Phillip Sekuritas Indonesia sebagai Lead Underwriter.
Pencatatan perdana saham PT Indonesian Tobacco Tbk ini disambut baik oleh masyarakat, sesuai dengan laporan hasil penawaran umum yang telah dilakukan pada 25 sampai 28 Juni 2019 lalu, permintaan saham perusahaan mengalami oversubscribed lebih dari 165 kali. Dengan IPO ini, perusahaan optimis dapat mengembangkan bisnis secara luas.
Kapasitas pendanaan yang bertambah akan sejalan dengan persediaan daun tembakau (bahan baku utama) yang meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi utilitas produksi, mengingat daun tembakau harus melalui tahapan dan waktu yang cukup lama sampai menjadi siap digunakan dalam proses pembuatan produk.
Selain dapat memenuhi permintaan yang meningkat karena bertambahnya utilitas produksi dan meluasnya pengenalan produk perusahaan melalui IPO ini, perusahaan juga akan mengembangkan bisnis dengan menciptakan varian baru untuk terus mengembangkan pasar.
Perusahaan meyakini para pengguna tembakau dapat menjadikan tembakau ITIC ini sebagai substitusi yang sesuai, tentunya dengan harga lebih terjangkau dengan kualitas terbaik.