Kamis 11 Jul 2019 05:40 WIB

Luhut Sedang Cari Tahu Mengapa Harga Garam Rp 300 Per Kg

Luhut menyebut kualitas garam dalam negeri terus membaik.

Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku akan mencari penyebab harga garam, yang anjlok belakangan ini. Ia pun tidak mau berspekulasi soal harga garam yang hanya dihargai Rp300 per kg.

"Kami sedang melihat itu, apakah karena impor atau apa," katanya saat ditemui di Kemenko Maritim Jakarta, Rabu  (10/7).

Baca Juga

Luhut juga mengaku belum tahu jika penyebab penurunan harga garam disebabkan oleh pasokan garam impor yang bocor dan merusak harga pasaran. "Saya belum tahu," ujarnya.

Namun, Luhut memastikan kualitas garam dalam negeri terus mengalami perbaikan. Serapan garam dalam negeri untuk kebutuhan nasional pun dinilai cukup. "(Kualitas) garam kita membaik karena kita banyak yang produksi garam industri," katanya.

Sebelumnya, petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merugi pada musim panen kali ini, karena hanya dihargai Rp300 per kilogram.

Mereka berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk para petani garam, sehingga nantinya, kesejahteraan para petani garam bisa terjaga.

Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik, menjelaskan, kondisi garam petambak yang tak laku terjual dan harganya jatuh itu tersebar di daerah sentra garam di Jabar, yakni Cirebon dan Indramayu. Adapun jumlahnya mencapai puluhan ribu ton.

Garam yang menumpuk tersebut merupakan sisa produksi garam pada 2018. "Kondisi itu terjadi karena regulasi pemerintah yang tidak berpihak pada nasib petambak garam," ujar Taufik kepada Republika.co.id, Rabu (3/7).

Taufik menjelaskan, pada 2018 lalu, pemerintah mengimpor garam. Namun, impor dilakukan tanpa pengawasan yang ketat. Akibatnya, garam impor merembes ke berbagai sektor yang sebenarnya menjadi pangsa pasar bagi garam lokal.

sumber : Antara/Lilis
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement