Sabtu 13 Jul 2019 08:10 WIB

ESDM: Neraca Perdagangan Harus Dinilai Secara Holistik

ESDM terus mendorong ekspor olahan migas, bukan lagi berbentuk mentah.

Red: Friska Yolanda
Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar
Foto: Prayogi/Republika
Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan neraca perdagangan Indonesia (NDI) harus dilihat secara holistik. NDI tidak hanya dapat dilihat secara sektoral.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan penyebab terbesar defisit neraca perdagangan salah satunya karena defisit ekspor minyak dan gas bumi (migas). "Nah, ini sedang kami sarankan. Melihatnya jangan sektoral lagi. Harus holistik melihat neraca ini," kata Arcandra dalam pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat struktural di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (12/7).

Ia mencontohkan dari sisi gas bumi yang bukan lagi diekspor mentah dalam bentuk gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG), namun diolah dulu di dalam negeri sebelum diekspor. Dia mengatakan gas kini digunakan untuk penggerak ekonomi produksi dalam negeri, sebagai faktor produksi baik petrochemical, pupuk, juga kelistrikan.

"Dulu gas itu hanya LNG. Sekarang berubah jadi sarung tangan, berubah jadi kaca, berubah jadi plastik, polyethylene (Pe) dan polypropylene (Pp)," ujar Arcandra.

Arcandra mengatakan kalau ekspor gas mentah tidak dilakukan, maka sektor migas menjadi defisit. Tetapi kalau hasil dari berubahnya gas menjadi petrochemical tadi, baik pupuk, dan lain-lain, diekspor, kategorinya masuk ke sektor non migas. Akibatnya ekspor sektor non migas menjadi surplus.

"Kalau gas itu digunakan untuk industri dalam negeri kan bagus, tapi akibatnya ekspor migas kita semakin turun. Tapi non migas pasti semakin naik, karena gas berubah jadi pupuk dan lain-lain," ujar Arcandra.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement