EKBIS.CO, BUKITTINGGI- PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Haji Miskin di Kabupaten Tanah Datar mengeklaim mengalami peningkatan aset dengan jumlah yang drastis sejak mendapatkan modal dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (Persero). Direktur Utama PT BPRS Haji Miskin, Hendri Kamal mengatakan BPRS Haji Miskin baru berdiri sejak tahun 2006 lalu dengan modal awal hanya Rp 1 miliar dari modal pribadi.
Mereka baru bergabung sebagai bagian dari PNM sejak 2008. Sejak saat itu, kata Hendri, aset BPRS Haji Miskin mulai meningkat sampai semester 1 2019 atau sampai Juni kemarin, total aset BPRS Haji Miskin kata Hendri sudah mencapai Rp 48 miliar.
"Saat tahun 2008 sebelum bergabung dengan PNM, aset BPRS Haji Miskin hanya Rp 5 miliar. Sekarang setelah mendapat modal dari PNM, sampai sekarang sudah Rp 48 miliar. Nyaris 10 kali lipat ketimbang sebelum bergabung dengan PNM," kata Hendri di kantornya.
Sekarang, PNM kata Hendri, menjadi pemilik saham mayoritas dari PT BPRS Haji Miskin yakni sebesar 51,95 persen. Hendri menyebutkan salah satu nilai lebih dengan bergabungnya PT BPRS. Ketika masih dengan modal mandiri, nasib perusahaan belum tentu berlanjut begitu pemilik modal meninggal atau tidak ingin meneruskan usaha jasa keuangan. Tapi sekarang dengan sokongan dana dan saham dari PNM mereka juga kuat didukung oleh perusahaan BUMN yang berbadan hukum tetap.
Pada kesempatan yang sama, Dirut PNM Ventura Syariah, Andi Estetiono mengatakakan, selain menjadi pemodal, PNM juga melakukan pembinaan dan pelatihan kepada BPRS yang mereka naungi termasuk BPRS Haji Miskin. PNM kata Andi, juga terus membantu memperbaiki sistem BPRS supaya lebih mudah dalam melayani masyarakat untuk jasa keuangan.
"Kami memberikan pelatihan dan pendampingan. Dan kami juga membenahi sistem supaya lebih bagus," ujar Andi. Ia menyebut PNM sebagai pemodal PT BPRS Haji miskin merasa bangga karena modal yang mereka tanamkan dapat berkembang pesat.
BPRS Haji Miskin melayani jasa keuangan masyarakat di lingkup Kabupaten Tanah Datar dan beberapa kabupaten dan kota di sekitarnya. Mayoritas nasabah adalah pedagang, penyedia jasa transportasi, petani, peternak dan masyarakat biasa.