EKBIS.CO, KUPANG -- Tidak hanya di Maluku, Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga gencar menerapkan program Listrik Desa (LISSA) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pada Jumat (12/7), PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTT mengadakan program sosialisasi Listrik Desa di Desa Pathau, Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang. Desa ini termasuk kategori desa terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Sosialisasi bertujuan agar masyarakat dapat memahami serta mendukung sepenuhnya pelaksanaan pekerjaan. Mulai dari awal hingga akhir. Mulai dari pengangkutan material ke lokasi desa, pematokan dan penancapan tiang, penarikan kabel dan pemasangan aksesoris lainnya, hingga jaringan siap dialiri listrik.
“Kami berharap masyarakat memahami dan mendukung sepenuhnya seluruh proses pekerjaan agar dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Kami berupaya agar masyarakat dapat segera menikmati listrik,” papar Asisten Manager Stakeholder PLN UIW NTT Yohan Tokael, seperti dalam siaran persnya.
Materi sosialisasi meliputi hak dan kewajiban sebagai pelanggan PLN, manfaat dan bahaya listrik, informasi penyambungan listrik, serta migrasi bagi eks pelanggan Sehen (solar cell). Warga dusun mengungkapkan apresiasi atas upaya yang akan dilakukan PLN dalam melistriki desa mereka.
“Terima kasih PLN, ini mimpi yang menjadi kenyaataan karena kita akan punya listrik sendiri. Dengan adanya listrik dari PLN pastinya pengeluaran bulanan kami dapat dikurangi, kami pun dapat dengan bebas beraktivitas baik siang maupun malam,” ungkap Meru Besik, Kepala Dusun 1.
Senada dengan Meru Besik, salah seorang warga Dusun I, mengemukakan apresiasinya. “Malam tidak akan gelap lagi, mimpi untuk dapat menikmati listrik sendiri kini akan menjadi nyata. Kami harap pekerjaannya berjalan lancar dan bisa lebih cepat,” ungkap Mama Nubatonis (47).
Mama Nubatonis sama seperti kebanyakan warga Desa Pathau. Mereka pada umumnya menggunakan lampu pelita berbahan bakar minyak tanah sebagai alat penerangan malam hari.
Penyaluran listrik di Desa Pathau, adalah bagian dari program PLN “Wujudkan Seratus Persen Desa Berlistrik di NTT”. Ini dilakukan guna mengejar target rasio elektrifikasi 90 persen pada 2019.